Bolehkah Aku berbicara? Sepenggal Kisah dari Hari Kemarin
OPINI – Sorak gembira begitu menggelegar mengangkasa..
Melepaskan semua masa lalu menyambut masa depan?
Siapa yang tidak bahagia bahwa sejuta kepahitan kian berganti dan terlewati dengan baik.
Siapa yang tidak senang bahwa lembaran baru akan kembali dijalani.
Harapan baru?
Oh tentu saja.
Jangan lupakan berbagai angan di tahun yang akan datang untuk menjadi tantangan tersendiri. Tahun ini aku berhasil menemukan pintu keluar labirin yang menyesatkan. Sungguh, satu tahun berlalu aku menyelesaikan lika-liku luar biasa. Apakah aku mampu menyelesaikan puzzle di tahun akan datang? Oh, aku sungguh tidak sabar untuk bermain kembali.
Namun, sebahagia apapun diri ini menyambut hari esok, jangan pernah lupakan hari ini dan hari kemarin yang mengajarkanku banyak hal, dari hal kecil untuk berpikir ‘apa yang akan aku lakukan hari ini?’ hingga berusaha untuk menyelesaikan masalah besar untuk disuguhkan.
Pendewasaan datang bukan karena kita mampu melewati tahun demi tahun, tapi ketika kita mampu memaknai setiap tahun yang memberikan pembelajaran. Apa yang aku pikirkan kemarin telah terjawab hari ini, apa yang aku pikirkan hari ini akan terjawab hari esok.
Lalu, mungkinkah ada hari esok jika tidak ada hari sebelumnya? Silakan jawab sendiri di dalam hati masing-masing. Lantas, pantaskah kita melupakan hari kemarin?Cukup kalian yang tahu jawabannya. 😉
Sepenggal kisah dari hari kemarin, kata bijak hati yang tersalur melalui pikiran namun tak mampu menembus pita suara, terbawa oleh angin menuju masa depan yang kian di nantikan. Mengiringi diri setiap langkah pendewasaan, terselip halus disetiap sisi malam. Ia adalah lembaran masa lalu yang selalu membawamu ke masa depan, bukan untuk diingat atau dikenang hingga terjebak bagai lingkaran setan, tapi ia mengiringi untuk selalu memberikanmu pelajaran demi masa depan.
Siapa yang bisa berjalan jika ia lupa dengan masa lalu ketika ia mampu melangkah? Siapa yang mampu berbicara jika ia lupa bahwa ia pernah belajar berbicara?
Begitulah kehidupan. Diri ini tidak akan mengerti seluas alam semesta, namun diri ini akan mampu mengiringi masa.
Bukan cerita tentang aku dan dia, bukan juga cerita tentang kita.
Hanya sepenggal cerita mengenai masa lalu yang tak ingin ditinggalkan, ia akan selalu mengiringi untuk membantumu memahami bahwa semua berbeda, semua tidak sama, namun dari ketidak samaan masa itulah diri ini mampu belajar, menghargai dan menikmati segala perbedaan yang ada. Mereka akan selalu melengkapi, menerima dan memberi, layaknya ikatan valensi pada struktur unsur kimiawi.
Sungguh, aku tidak akan melupakan hari ini.
Sepenggal kisah dari hari kemarin memberi salam pada para penerus masa depan. Jangan mengecewakannya, ia telah banyak memberikan pelajaran berharga, Cukup jangan membersamainya, tapi ingatlah semua yang pernah dihadirkan olehnya.
Salam manis,
Dari sepenggal kisah hari kemarin
Untuk sepenggal kisah di hari esok. (Zu/Nov)