Potensi ChatGPT untuk Membantu Dunia Pendidikan dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme

Dunia pendidikan saat ini sedang memasuki tranformasi menuju masyarakat Era Society 5.0 yang hampir seluruh aspek kehidupan masyarakatnya akan memanfaatkan teknologi. Salah satu teknologi yang saat ini menjadi tren dan kedepannya memiliki potensi yang sangat luas adalah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Kecerdasan buatan saat ini memang sedang menjadi isu hangat, karena adanya film-film fiksi seperti terminator yang menggambarkan kisah robot humanoid dengan kecerdasan buatan yang bisa memusnahkan manusia. Meskipun demikian, terdapat beberapa kecerdasan buatan yang saat ini mungkin bisa menjadi solusi untuk dunia Pendidikan, bahkan mungkin bisa menjadi sarana untuk mencegah radikalisme dan terorisme.

ChatGPT telah dikenal secara luas sebagai teknologi AI (Artificial Intelligence) yang mampu memproses dan memahami bahasa manusia. Teknologi ini berusaha untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan konteks dan pertanyaan yang diajukan oleh seseorang. Kemutakhiran teknologi ini ternyata dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengetahuan terkait perdamaian, nilai-nilai kemanusiaan, radikalisme, dan terorisme.

Penggunaan AI  (Artificial Intelligence) untuk dunia pendidikan ini tentunya memunculkan banyak pertanyaan, seperti “Apakah  Artificial Intelligence ini tidak memprovokasi manusia untuk menjadi intoleran, radikal, dsb?”. Nah, pertanyaan ini dapat terjawab ketika kita memahami lebih lanjut cara kerja dari teknologi tersebut. Dilansir dari laman ChatGPT (salah satu Artificial Intelligence) bahwa teknologi ini memiliki standar dalam mengirimkan jawaban kepada penggunanya (sebagai salah satu fungsi dari keberadaannya). Oleh karena itu, yuk coba sekarang, dan berikan penilaianmu terkait teknologi ini, apakah bisa dimanfaatkan oleh dunia pendidikan? Khususnya dalam memerangi radikalisme dan terorisme. [RONI/AJP]