PERDAMAIAN DARI SANG NYAMUK
DONGENG. Di sebuah sudut rumah tua berbaris semut merah di sebelah kiri dan kanannya ada semut hitam. Dua semut ini dulunya sangatlah akur. Namun semenjak beberapa hari yang lalu banyak butiran gula pasir ditemukan di sudut rumah ini maka perselisihan antara keduanya pun terjadi.
“Kami terlebih dahulu menemukan gula ini!” teriak pemimpin semut hitam.
“Tapi ini di jalan menuju wilayah kami.” sahut pemimpin semut merah.
“Tidak bisa. Pokoknya gula pasir ini menjadi milik kami.” sahut semut hitam yang lain.
Tidak mau kalah semut merah pun berujar “Jika itu mau kalian maka peperangan adalah satu-satunya cara untuk menentukan kepemilikkan gula ini.”.
Mereka siap-siap memasang kuda-kuda. Sebelum aba-aba dimulai. Di udara berbunyi nyaring “Nguiiiing” ternyata itu adalah seekor nyamuk yang terbang diatas mereka.
“Sedang apa kalian kumpul seperti ini?” tanya nyamuk.
“Kami akan berkelahi,” kata pemimpin semut merah.
“Kenapa?” tanya nyamuk penasaran.
“Kami sedang memperebutkan tumpukkan gula pasir ini,” tambah semut hitam.
Nyamuk merenung sebentar. Lalu ia berkata “Tahukah kalian jika kalian berperang maka akan banyak semut-semut yang mati sia-sia? Jika koloni kalian makin sedikit dan kalian diserang oleh binatang lain yang lebih besar maka habis keturunan kalian.”.
Nyamuk melanjutkan “Lebih baik kalian bagi rata gula itu karena hidup damai dengan berdampingan itu lebih baik dari pada kemenangan tetapi penuh dengan rasa kemarahan.”.
Semut hitam dan merah merenung seketika. Lalu pemimpin semut merah meminta maaf ke semut hitam dan mereka semua kembali hidup damai di sudut rumah tua itu. (IAN/DEL)