Pentingnya Bicara dengan Konteks
Sering kali kita berbicara di depan umum, namun audience tak menghiraukan kehadiran kita. Lantas jika seperti itu keadaannya, apa sih yang harus kita lakukan? Sebagai seorang speaker dalam forum diskusi, agar mendapatkan atensi dari audience kita hendaknya mengaplikasikan beberapa teknik. Salah satu tekniknya adalah membangun konteks sebelum membuat suatu pernyataan atau menyampaikan sebuah konsep.
Mengapa konteks ini dinilai penting? Karena tidak semua audience kita memiliki presepsi yang sama terhadap apa yang kita bicarakan. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh perbedaan bidang yang di kuasai atau mungkin pengalaman mereka masing-masing. Oleh sebab itu sebagai speaker kita harus cermat dalam menanggapi hal tersebut. Kita bisa menggunakan konteks yang paling umum dan dekat dengan audience kita. Konteks dalam hal ini berupa jembatan pengetahuan yang kita buat agar hal yang kita sampaikan dapat relate dengan isi pikiran audience. Sekarang gimana sih cara menggunakan konteks yang benar dalam berbicara?
Sebelumnya kita harus mengetahui kalau konteks itu terbagi menjadi dua. Ada konteks spesifik dan konteks analogi. Konteks spesifik adalah adalah konteks yang diambil dari pengalaman nyata. Misalnya ketika kita ingin mengatakan “menggunakan sunscreen itu hukumnya wajib”, sebelum kita terburu-buru mengatakan hal itu cobalah untuk membangun konteksnya terlebih dahulu, misalnya ada ngga sih disini yang kulitnya belang? Atau dulu ada yang pernah kulitnya belang? Audience akan memberikan jawaban singkat pernah atau tidak pernah. Lalu kita lanjutkan, kira-kira kenapa ya kulit kita bisa menjadi belang?, mungkin audience akan menjawab karena terlalu lama terkena sinar matahari atau mungkin karena sebagian wajah tertutup hijab. Nah mulai dari sana kita bisa lanjutkan materi yang ingin kita sampaikan.
Sedangkan konteks analogi adalah konteks yang dibangun dari kesamaan kerangka pikir dari objek yang lain. Misalnya, apakah kalian pernah memanggang ikan secara langsung? Maka audience akan menjawab pernah atau tidak pernah. Setelah itu kita lanjutkan pertanyaan lagi apakah kalian pernah memanggang ikan dengan menggunakan daun sebagai alasnya? Lalu lebih cepat mana ikan gosong dengan dipanggang secara langsung tanpa daun pisang atau dialasi dengan daun pisang? Maka audience akan menjawab dengan tanpa daun pisang. Kita bisa sampaikan kalau daun pisang itu ibarat sunscreen yang melindungi lapisan terluar wajah.
Nah dengan analogi ini kita bisa mengaitkan manfaat sunscreen dengan ikan panggang tadi agar penyampaian kita lebih bermakna . So, sekarang terserah kalian lebih suka untuk menggunakan konteks yang mana. Karena pengaplikasiannya tergantung dari kebutuhan kalian dan audience yang sedang kalian hadapi. Selamat mencoba… (AR/IAN)