free page hit counter

Menahan Diri dari Berlebihan Ketika Membeli Jajanan untuk Berbuka Puasa

Makanan yang terbuang di tempat sampah (Foto: Shutterstock)

Makanan dan minuman ketika berbuka puasa dan sahur merupakan bagian yang tak terpisahkan untuk disiapkan ketika menyambut datangnya Ramadan. Namun ada satu hal yang sering luput dari perhatian kebanyakan orang, yakni jumlah atau kadar kebutuhannya akan makanan tersebut. Seringkali, terlihat di kota-kota besar seperti Jakarta, beberapa orang sengaja membuang makanan karena tidak habis ketika dikonsumsi dan tidak dapat disimpan. Saat Ramadan tiba, hal ini menjadi suatu kebiasaan yang seakan-akan dianggap lumrah dan biasa saja, padahal dalam pandangan islam, ini merupakan suatu keburukan.

Sampah makanan dapat dikategorikan menjadi dua, yakni Food Waste dan Food Loss. Food waste adalah makanan yang terbuang ketika dijual oleh ritel dan pasar, serta pengolahan makanan di rumah. Adapun food loss adalah bahan pangan yang terbuang pada proses panen, produksi, hingga distribusi dan penyimpanan (gudang). Dilansir dari laman Kumparan.com, menurut The Economist Intelligence Unit, tiap orang di Indonesia diperkirakan menghasilkan 300 kg sampah makanan per tahun. Meskipun sampah makanan itu bisa jadi berasal dari kategori food loss, namun tetap saja angka ini pun masihlah terbilang tinggi.

Ramadan yang seringkali diwarnai dengan keberadaan berbagai menu berbuka puasa, dari kue, sampai cemilan, jangan sampai dibeli hanya untuk berakhir menjadi sampah belaka karena tidak habis ketika dikonsumsi. Ramadan hendaknya menjadikan kita lebih mampu untuk menahan diri dari lapar dan dahaga, bahkan ketika waktu berbuka sudah tiba. Selain itu, jika memang terbesit keinginan untuk membeli berbagai jajanan khas yang hanya ada ketika Ramadan tiba, maka pastikan jumlahnya sesuai kebutuhan, baik untuk dikonsumsi sendiri, maupun dibagikan kepada banyak orang. [RONI/AJP]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *