free page hit counter

Mandin Tangkarin, Cerita Rakyat Kalimantan Selatan

Mandin Tangkarin merupakan cerita rakyat yang memiliki arti air terjun bernama Tangkarin yang berasal dari Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Diceritakan pada zaman dahulu, ada sebuah perkelahiran antar pemuda bernama Bujang Alai dengan Bujang Kuratauan. Dikisahkan, Bujang Alai merupakan seorang pemuda yang tampan, kaya namun memilliki sikap angkuh dengan perawakan selalu membawa keris yang merupakan jimat ia miliki. Sedangkan, Bujang Kuratauan sendiri seorang pemuda yang memiliki sikap rendah hati, penyabar, dan memiliki penampilan sederhanayang selalu membawa parang bungkul. Parang Bungkul sendiri ialah senjata tradisional khas Banjar. Bujang Kuratauan merupakan salah satu orang yang berpengaruh di desanya, karena sebuah keputusan selalu diambil atas kesepakatan dan nasihat dirinya.

Pada suatu hari, ada sebuah kejadian yang menggamparkan diakibatkan adanya sebuah peristiwa melanggar adat, karena adanya kejadian seorang gadis hilang yang belum tahu sebabnya. Oleh karena itu, dicarilah gadis tersebut oleh warga desa termasuk Bujang Kuratauan. Bujang Kuratauan sendiri sudah mencurigai seseorang yakni Bujang Alai. Benar saja dugaannya, tidak berapa lama Bujang Alai mengumumkan bahwa seorang gadis yang hilang ada dirumahnya.

“Di rumah saya ada seorang gadis yang saya sembunyikan. Silakan jemput gadis itu, tetapi dengan syarat orang itu mampu menahan ujung kerisku lebih dulu!” ucap Bujang Alai dengan nada menantang Bujang Kuratauan. Mendengar hal itu, emosi Bujang Kuratauan memuncak, sambil mengambil parang bungkul yang ia miliki. Dan terjadilah sebuah peperangan yang sengit yang mengakibatkan pertikaian selama berhari-hari. Pada suatu hari, peperangan itu menewaskan Bujang Alai akibat terjatuh ke dasar sungai Mandin Tangkarin. Cucuran darah yang mengalir, membuat semua batu di air terjun berwarna merah.  Hingga saat ini masyarakat sekitar percaya, bahwa bongkahan batu besar berwarna merah tersebut, merupakan batu yang terkena darah keluarga Bujang Alai. (AJP/IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *