free page hit counter

Makna Kain Sasirangan

Makna Kain Sasirangan

 

Kalimantan selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki ragam corak budaya. Baik dari budaya seni, musik, tata bahasa dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak terlepas dari adat istiadat zaman dahulu yang merupakan asal muasal dari ragam budaya tersebut. Sasirangan merupakan salah satu contoh ragam budaya dalam bentuk seni visual yang bisa dilihat keindahan warna dan coraknya. Terlepasa dari keindahannya, kain sasirangan memiliki sejarah yang panjang.

Sejarah mencatat bahwa di Kalimantan Selatan terdapat kerajaan yang dalam arsip Belanda disebut dengan kerajaan Banjar. Berdasarkan kepercayaan yang kuat di masyarakat, secara tutun temurun mempercayai bahwa Sasirangan dibuat oleh orang Negara Daha. Melihat sejarah yang dipercaya masyarakat pada abad 12 sampai dengan 16 kerajaan menemukan bahwa kain sasirangan pertama kali dibuat manakala patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam diatas lanting. Kain sasirangan dulu dimanfaatkan sebagai penyembuh berbagai macam penyakit seperti penyakit kuning, sakit kepala, insomnia, stroke, demam, gatal diare, dan lain sebagainya. Selain itu, Kain Sasirangan juga bisa dilihat maknanya berdasarkan konteks sejarah yaitu:

  1. Kain sasirangan motif bayam raja, bermakna memiliki kedudukan tertinggi atau terhormat dan dianggap memiliki martabat yang tinggi. Motifnya mengandung makna leluhur yang bermartabat dan dihormati.
  2. Kain sasirangan motif tampuk manggis, bermakna kejujuran yang mana dari isi buah manggis selalu sama dengan apa yang diperlihatkan pada tampuk buahnya.
  3. Kain sasirangan motif kangkoug kaombakan, bermakna tahan terhadap ujian dan cobaan hidup yang menimpa. Makna tersebut terinspirasi dari tanaman kangkung yang hidup menjalar di sungai-sungai besar di Kalimantan selatan.

Sasirangan selain dari konteks sejarah juga dianggap memiliki makna nilai kehidupan seperti nilai religious, nilai jujur, nilai toleransi, nilai kebangsaan, nilai ingin tahu, nilai ekonomi, nilai budaya, nilai cinta kesenian, nilai peduli lingkungan, dan nilai peduli sosial. (DRZ/AJP)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *