free page hit counter

Kaleng Penghalang

Holla, Sobat Damai. Kali ini aku akan menuliskan sedikit serita mini tentang sebuah perjuangan. Semoga saja dapat memberikan makna kepada setiap Sobat Damai yang membacanya.

 

Kaleng Penghalang

 

Sudah beberapa hari ini aku mengalami sesak dan gelap bagai ditindih oleh beban ber ton-ton. Mendekam di tempat yang gelap dan pengap sendiri tanpa adanya teman. Bagaikan terkurung di dalam sangkar yang tak mampu menampung diriku yang kian waktu kian membesar. Sungguh, ini sangat menyiksaku dan membuatku segera mengakhiri hidup.

“Apakah aku harus mati muda dengan cara seperti ini? sungguh tidak elit sekali,” ucapku pada diri sendiri. Aku kembali menatap ke atas. Sedikit cahaya menimbulkan sekelebat tekad. Aku harus keluar. Tidak ada yang dapat diharapkan selain diriku sendiri. Hanya ada dua pilihan dikepalaku, bangkit atau mati.

Aku mendorong celah tersebut dengan kuat agar dapat mencapai permukaan yang bercahaya tadi. Aku harus segera keluar. Namun, derap langkah menghentikan aksiku. Aku harap-harap cemas ketika terlihat sebuah sepatu mengkilap hampir menginjak kepalaku. Aku menggoyangkan kepalaku agar terlihat. “Oh, ternyata kau tertindih oleh kaleng sialan ini. Tumbuhlah dengan benar.” Sang pemilik kaki tersebut menjauh setelah menjauhkan benda yang menindihku selama ini. Akhirnya usahaku tidak sia-sia untuk dapat keluar dari dalam timbunan tanah itu.

-END-

Aku yakin, setelah membaca cerita tersebut, Sobat damai akan memahami makna tersirat yang muncul dalam cerita mini. Semoga bermanfaat.(Zu)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *