JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) di Banjarbaru
JPO Banjarbaru yang baru diresmikan ini menjadi sorotan masyarakat. JPO pertama dan satu-satunya yang ada di Banjarbaru ini nampaknya bukan hanya berdampak positif melainkan juga negatif. Di satu sisi, JPO ini menjadi angin segar untuk siswa dan siswi SMP dan SMA yang berada di sekitar jembatan. Namun di sisi lain, JPO ini seolah menjadi tempat tongkrongan malam bagi para remaja yang tak jelas. Hal ini terbukti ditemukannya sampah botol alkohol yang berserakan di selokan dekat JPO walaupun ketika pagi harinya sudah dibersihkan. Hal tersebut tentu membuat keresahan baru masyarakat. Bangunan baru yang seharusnya menjadi ikon baru dan memberikan kenyamanan serta keamanan bagi masyarakat, jangan sampai menjadi tempat yang membahayakan bagi masyarakat. Berbagai saran telah dituturkan masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari meminta untuk dipasangnya CCTV diberbagai sudut agar bisa memonitor arus lalu lintas dan kegiatan apa saja yang ada di sana, disiapkannya tempat sampah karena sejak diresmikan, begitu banyak sampah berserakan, hingga dilarangnya merokok di kawasan JPO. Dan saran-saran tersebut diterima bapak walikota. Mulai dari pemasangan CCTV, meminta bantuan Dinas Lingkungan Hidup untuk mengambil peran dalam hal memastikan kebersihan kawasan JPO dari sampah hingga menegaskan aturan denda Rp. 500.000 atau penjara 3 hari bagi yang melanggar aturan larangan merokok di JPO.
JPO yang awalnya disoroti sebagai pembangunan yang membuang-buang anggaran saja dikarenakan lokasi tersebut sudah tidak padat penduduk lagi akibat Pasar Bauntung sekarang sudah pindah ke tempat baru kini semakin disorot dan dipantau oleh berbagai pihak terutama DPRD dari berbagai fraksi yang menolak. Namun, ada alasan tersendiri dari Pemerintah Kota Banjarbaru dalam pembangunan JPO tersebut, yaitu bahwa pembangunan tersebut untuk jangka panjang ke depan, yang mana jumlah masyarakat yang berkegiatan di lingkungan itu akan semakin banyak. Bagi saya apapun alasannya, selama Pemerintah Kota Banjarbaru berani memertanggungjawabkannya, menurut saya bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Lebih dari itu, gemerlap cahaya lampu warna-warni yang ada JPO menambah keindahan kota Banjarbaru di malam hari yang tentunya juga menambah vibes masyarakat khususnya anak muda terhadap kotanya.
Saran saya, Pemerintah Kota Banjarbaru bukan hanya fokus menambah fasilitas di JPO saja namun juga perlu memastikan keamanannya di sana. Bukan hanya keamanan dari para pelaku tindak kejahatan melainkan juga keamanan dari terjadinya kegiatan transaksi atau jual beli black market (pasar gelap). Karena seperti yang kita ketahui bersama semakin maju pembangunan sebuah kota maka semakin besar pula undercover kotanya (sisi gelapnya). (ZR/IAN)