Indonesia dan keberagamannya
Secara empirik, masyarakat Indonesia adalah sebuah masyarakat yang majemuk. Masyarakat majemuk (plural society) adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen atau tatanan sosial yang hidup berdampingan, namun tanpa membaur dalam satu unit politik yang tunggal. Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk itu, ada dua istilah yang penting dipahami yaitu kemajemukan (pluralitas) dan keanekaragaman (heterogenitas). Pluralitas sebagai kontraposisi dari singularitas mengindikasikan adanya suatu situasi yang terdiri dari kejamakan, dan bukan ketunggalan. Artinya, dalam “masyarakat Indonesia” dapat dijumpai berbagai subkelompok masyarakat yang tidak bisa disatu kelompokkan satu dengan yang lainnya. Adanya tidak kurang dari 500 suku bangsa di Indonesia menegaskan kenyataan itu. Demikian pula halnya dengan kebudayaan mereka. Sementara heterogenitas yang merupakan kontraposisi dari homogenitas mengindikasikan suatu kualitas dari keadaan yang menyimpan ketidaksamaan dalam unsur-unsurnya. Artinya, masing-masing subkelompok masyarakat itu beserta kebudayaannya bisa sungguh-sungguh berbeda satu dari yang lainnya
Banyak konflik – konflik yang terjadi di Indonesia baik itu A.) Konflik antar suku; B.) Konflik antar agama; seharusnya konflik ini tidak terjadi karena agama sendiri pada dasarnya menjadi sebuah fondasi yang menciptakan kedamaian dan harmonisasi hidup setiap manusia, baik itu secara individu maupun dasar interaksi sosialnya dengan masyarakat umum. [2] maupun C.) Konflik antar golongan; yang biasanya diakibatkan oleh perbedaan pendapat, kepetingan dan tujuan, kuatnya etnosentrisme kelompok, juga bisa karena perbedaaan kebudayaan yang berdampak perasaan in group maupun out group. Lalu bagaimana caranya agar mencegah terjadinya konflik ? yaitu dengan mengembangkan sikap toleransi , kerjasama , juga dengan mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang ada dan juga bersosial media dengan baik. Lalu, tidak menjelek – jelekkan suku bangsa lain, bergaul dengan teman yang berbeda suku maupun agama, dan tidak menonjolkan suku bangsa sendiri. Bangga dan membanggakan suku sendiri sebenarnya sah saja akan tetapi tidak berlebihan dan dibarengin dengan merendahkan suku bangsa atau agama lain, Juga bisa dengan bersikap ramah terhadap sesama orang. (IND/IAN)