free page hit counter

Cerpen karya: Cherry Rabiullan

 

Pada waktu itu saya berjalan dengan teman saya, melewati salah satu pemakaman. Ia terlihat begitu kosong, entah kenapa dan ada apa. Aku takut dia kesambet. “woi” dia kemudian langsung tertawa. Kaget, apa dia udah kesurupan kuntilanak ya. “im fine cher” aku langsung elus dada “alhamdulillah”.

“ada apa?” aku ikhlas tapi aku masih merasa berat.

berat kenapa? Kamu abis angkat barbel?

gak cher, itu tadi makam ibu ku.

darisitu, aku tertegun, ia kuat dan ia hebat. Ia sudah bisa menerima semuanya.

“im sorry to hear that, aku ga tauu” “never mind cher”

“rela itu ga semudah itu ya cher, rela itu tidak semudah teori yang diberikan ke kita.”

“iya bener, bahkan ketika banyak sekali teori-teori yang bilang bahwa kita harus selalu bersyukur kadang tak cukup membendung air mata kita” matanya sambil berkaca-kaca.

“kamu nangis?” “iya cher, setiap ngomong sama kamu rasanya selalu tersentuh”

hidup ini memang akan selalu tidak sempurna, tidak semua hal bisa kita dapatkan sekalipun sudah kita perjuangkan bertahun tahun lamanya.

hmmm

hakikatnya manusia juga saling terpisah kan, banyak juga teman-teman ku yang orang tuanya memutuskan berpisah saat usia anak mereka sudah tidak muda, banyak keadaan manusia yang tersungkur dari yang berkecukupan menjadi miskin, banyak manusia yang sampai sekarang belum sama sekali merasakan dapat gajih dan mengira masih menjadi beban orang lain, banyak pula manusia yang tak kunjung jua lulus dari pendidikannya, banyak jua yang telah menjalin hubungan setelah sekian lamanya tapi tidak selamanya, banyak pula manusia yang harus kuat menjadi tulang punggung untuk seluruh keluarganya, bahkan banyak juga manusia yang tidak tahu bagaimana perasaan ia sendiri, sedih senang cemas takut semua menjadi satu. Banyak keadaan manusia yang terpontang panting oleh kehilangan, ketidak puasan, kebingungan. Saat dipikir-pikir manusia itu berubah loh setiap panjang waktunya. Mereka berjalan di jalan yang telah tersedia, yang mana smua jalan tidak dibuat sama. Ada jalan yang belum diaspal, ada jalan yang penuh lubang, ada jalan yang penuh dengan polisi tidur, ada pula jalan yang lurus dan bagus namun sayangnya berakhir buntu hingga mengharuskannya putar balik.

Kau tau apa yang bisa kita lakukan?

Apa?

Saling menguatkan, tidak smua orang yang mengerti akan hal ini, alih alih mencari siapa yang salah, kita hanya cukup untuk terus berterus terang kepada dunia, bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. Alih-alih berpura-pura kuat, kita mengakui bahwa kita lemah, kita benar-benar tidak sempurna. Yang terpenting jangan menyerah ya. Terus jalani saja hidup ini dengan berbagai perasaan yang menyelimuti. Masalah mungkin akan terus datang silih berganti, entah masalah apalagi di kemudian hari. Kita mungkin tidak akan lupa, tapi di masa depan kita akan heran dengan kuatnya diri kita di masa lalu. (csr/IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *