[HARI KEDUA] : “BELAJAR DARI KEARIFAN LOKAL, PRIBAHASA MISALNYA”
NEWS – Selasa (6/10) para peserta Regenerasi Duta Damai Kalimantan Selatan kembali beranjak bangun dari tidurnya setelah di hari pertama mendapatkan banyak sekali pembekalan.
Jika kemarin para peserta mendapatkan pembekalan dari Bapak Dr. Suaib Thahir, Lc, MA. yang menyebutkan bahwa
“Tidak ada satu Agama manapun yang tidak bebas dari kekerasan terorisme, tapi ini bukan tentang agamanya. Tapi orangnyalah yang ekstrim, bukan agamanya.”
Maka lain dengan hari ini. Para peserta mendapatkan materi terkait pencegahan yang dikemas sangat menarik. Salah satunya terkait Pencegahan Paham Radikal dan Terorisme Melalui Kearifan Lokal oleh Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Bapak Drs. Aliansyah Mahadi, M.A.P.
Dalam pemaparannya, Ketua FKPT Kalsel tersebut menyebutkan
“ secara lahiriah sejak dulu kita telah diajarkan untuk Bersatu dalam perdamaian melalui kearifan lokal. Contohnya melalui pribahasa daerah. Kalimantan Selatan misalnya, mengenal pribahasa Gawi Sabumi yang berarti Kerjasama; atau Jangan Bacakut Papadaan yang memiliki arti jangan berkonflik sesama. Hal-hal yang demikian secara tidak sadar membuat kita memiliki prinsip hidup untuk Bersatu, saling toleran dan menjunjung tinggi perdamaian. Inilah salah satu contoh bahwa Kearifan lokal mampu untuk menangkal radikalisme!”
Selain materi tersebut di atas, masih ada 4 materi lagi meliputi materi terkait pengenalan Pusat Media Damai dan Duta Damai, Pencegahan Paham Radikal Terorisme Melalui Pendekatan Kebangsaan, Getar Media, dan materi masing-masing divisi.
Pada akhirnya, dengan pembekalan materi-materi di atas, diharapkan para calon anggota Duta Damai Kalimantan Selatan dapat memahami dan menjalankan kegiatan narasi perdamaian dengan tepat.(SRH/LN)