DUNIA PENDIDIKAN DALAM MENANGKAL LAHIRNYA TERORISME DAN PAHAM RADIKAL
Menurut kewajaran logika manusia, semakin lengkap peralatan akibat perkembangan dan dinamika kehidupan manusia, maka pendidikan akan semakin sukses dalam membimbing dan mengarahkan manusia untuk menjadi manusia yang baik. Kemajuan suatu peradaban bangsa ditandai dengan mudahnya mengakses informasi karena banyaknya media sosial, kemudahan manusia melakukan komunikasi walaupun jaraknya berjauhan, serta adanya tuntutan demokrasi dan transparansi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Ada yang mengatakan bahwa maju atau tidaknya suatu bangsa dilihat dari proses atau praktik demokrasi.
Tuntutan reformasi dalam sistem sosial politik belum sepenuhnya berjalan lancar sesuai harapan, ada sebagian yang berhasil dan ada sebagian yang tidak berhasil. Sebagian yang tidak berhasil disebabkan karena adanya hak dan kewajiban antar manusia yang tumpang tindih sehingga menimbulkan problem baru dalam kehidupan sosial. Dalam dunia pendidikan masih banyak praktik pelaksanaan hak dan kewajiban yang tidak proporsional sehingga menimbulkan persoalan baru bagi pendidikan.
Radikalisme didefinisikan sebagai sikap maupun tindakan yang mengatasnamakan agama yang tidak sejalan dengan dasar atu prinsip dasar kehidupan berbangsa yang menjunjung tinggi toleransi dan terbuka terhadap sesama, sedangkan radikalisme dimaknai berbeda diantara kelompok kepentingan. Dalam studi ilmu sosial radikalisme dianggap sebagai pandangan yang ingin melakukan suatu perubahan yang mendasar sesuai dengan interpretasinya terhadapa realitas sosial atau ideologi yang dianutnya. Terorisme merupakan perbuatan yang menciptakan bahaya terbesar (the greatest danger) terhadap hak asasi manusia. Dalam hal ini hak asasi manusia untuk hidup (the right to life) dan hak asasi untuk bebas dari rasa takut.
Radikalisme dalam agama akhirnya menjalar ke aspek pendidikan, dimana salah satu atau beberapa elemen dalam pendidikan sering melakukan radikalisme yang menyebabkan teror atau rasa takut para elemen pendidikan untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dan tenaga kependidikan. Konsekuensinya, proses pendidikan tidak boleh dikotori dengan sikap dan perilaku yang bertolak belakang dengan visi dan misi pendidikan yang sebenarnya. Semua elemen dalam proses pendidikan harus saling mendukung dan bersinergi secara positif sehingga akan melahirkan kualitas proses dan produk pendidikan sesuai yang dicita-citakan.
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan untuk membendung gerakan radikalisme dalam pendidikan adalah dengan cara memperkuat pola jaringan kerjasama internal sekolah dan jaringan eksternal antara sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. Kerjasama internal adalah kerjasama yang rapi dan kompak antara pimpinan kepada guru, antar sesama guru dalam menghadapi, memahami dan menyelesaikan persoalan siswa. Lengkah langkah yang dilakukan antara guru satu dengan lainnya, antara pimpinan satu dengan yang lain harus singkron sehingga tidak muncul kesan berbeda beda dalam melihat persoalan siswa. Kerjasama antar sekolah dengan masyarakat dan orang tua adalah pola koordinasi secara rutin dan sistematis jika terdapat persoalan yang muncul. Kerjasama dilakukan sesuai dengan jenis problem dan kepentingan yang ada, dan kerjasama tidak hanya dilakukan dalam konteks memberikan solusi atas persoalan yang muncul tetapi juga harus dilakukan dengan tujuan antisipasi atau pencegahan mumculnya persoalan dalam pendidikan.
Radikalisme dalam pendidikan memiliki potensi ancaman yang sangat berbahaya dalam mewujudkan kelangsungan kualitas pendidikan. Radikalisme bisa muncul kapan saja, dari mana saja dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Oleh sebab itu radikalisme perlu di sikapi secara utuh dan komprehensif yang meliputi berbagai aspek melakukan sinergi secara rapi dan tepat. Radikalisme menyangkut persoalan cara pikir, kepribadian dan sikap perilaku, oleh sebab itu cara untuk mengeliminir munculnya radikalisme dimulai dari pemahaman yang kontekstual Radikalisme dalam Dunia Pendidikan dalam melihat fenomena yang ada di dapam kehidupan sosial. Cara pikir dan kepribadian tawazun, moderat dan mengedepankan kebenaran universal adalah langkah pertama dan utama untuk mengeleminir gerakan radikalisme.
Sumber :
Muchith, S.M., 2016. Radikalisme dalam Dunia Pendidikan. Addin. 10(1) : 163-180.
Subijanto, dkk., 2018. Menangkal Radikalisme dalam pendidikan. Puslitjakdikbud : Jakarta.