Sang pembaca.
KARYA : Bahriannor Tiap pagi ia mulai membuka lembaran itu Kertas putih bercoretkan hitam
KARYA : Bahriannor Tiap pagi ia mulai membuka lembaran itu Kertas putih bercoretkan hitam
Menari-nari di atas mimbar demokrasi, Mendongengkan kemerdekaan ini, melawan ilusi dengan harmonisasi, Mereka senang sekali,
Nafasku tertahan Sejenak berhenti memandang Dunia penuh kewaspadaan Musuh berubah menjadi teman Karibku tak
Harap-harap pada diri Jauh hati tak rela pergi Menatap Indah Bumi Pertiwi Mudah tuai jatuh
Kawan, aku ingin hidup dalam perdamaian Tidak dalam suara yang menakutkan Tidak juga pada kebencian
Dia merasa benar Dia merasa baik Dia merasa manusia yang diberi petunjuk Dia merasa dengan
Kala penuh harap tumpah darah Wajah sumringah bak langit tak berawan Manusia-manusia penyambut pikat dan
Oleh: Roniyansyah Damailah Indonesia Indonesia yang merdeka, bersatu, Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur
Jendela usang dan tetesan air Batu besar dan berlubang tergenang Mata hati yang semakin terang
Melesat tanpa arah Menuju dan memanah Melesat dengan satu tujuan Menembus angan yang seolah diam