free page hit counter

Duka di Bawah Langit Diplomasi

Menari-nari di atas mimbar demokrasi,

Mendongengkan kemerdekaan ini,

melawan ilusi dengan harmonisasi,

Mereka senang sekali,

Hingga menjadi kiri,

 

Air matanya deras menyebar dalam kata,

Atas ketidakadilan yang mereka rasa,

Ketidakadilan yang memaksanya,

bercumbu dengan kekerasan negara,

Rupanya bahagia menjelma duka.

 

Duka atas pengakuan,

Duka atas cinta yang tak terbalaskan,

Duka atas cemoohan kekalahan.

 

Dan ternyata bukan Kemerdekaan,

apa lagi kemenangan,

Ia hadir bukan karena pengakuan

yang terus dirawat oleh sejarawan.

 

Kemerdekaan itu kini tinggal pengakuan,

Di balik euforia perayaan

terdengar jeritan,

Di bawah atap dunia anak Kuliahan,

yang di bungkam oleh kekerasan.

 

Dan untuk kesekian kalinya kita kembali,

berdesakan merayakan ilusi,

pengakuan atas resolusi yang usang ini. (NH/IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *