Berdamai Dengan Jari
Hari yang gerimis memang mengundang gravitasi lebih tinggi dibandingkan hari biasanya, cuasa dingin mengundang untuk terus berselancar disosial media dengan beralaskan bantal dan guling yang ada disamping. Setelah itu ditemani dengan selimut hangat dan secangkir ciklat semakin membuat gravitasi berkali lipat meningkat.
“Ah, sekarang itu ya orang-orang sukanya main tiktok tapi kontennya nggak bermutu seperti itu, “ ejeknya. Merasa bahwa pengikutnya yang begitu banyak membuat ia haus akan tuaian pujian dari berbagai kalangan, baik itu kalangan oarng-orang berpangkat maupun orang biasa saja. Kontennya pun memang diacungi jempol sebagai konten creator, namun siapa sangka, dibalik indahnya konten yang ia buat terdapat banyak hal yang begitu menakutkan dibalik akun keduanya.
“Ayolah, bukankah kau sama saja dengan mereka?” Tanya seorang teman yang begitu setia menemai.
“Hei, akun aku yang satunya itu tidak banyak pengikutnya dan hanya untuk bersenang-senang saja, kau tidak perlu khawatir akan aku untuk melukai hati orang lain,” ucapnya santai tanpa ada kekhawatiran.
“Hei, dunia itu terlalu baik jika ia hanya membiarkan segala sesuatunya berjalan sesuai dengan alurnya. Terkadang dunia maya itu begitu jahat hingga cerita yang kau buat singkat dan baikpun bisa disalah gunakan orang lain, kita tidak ada yang tahu” peringat temannya lagi.
“Yeah, kau benar. Sayangnya kau terlalu berburuk sangka dengan orang lain. Merka akan baik-baik saja,” jawabnya lagi.
“Bukannya aku berburuk sangka, hanya saja kamu yang terlalu tidak peduli dengan sekeklilingmu. Dan berhentilah berkomentar mengenai hal tersebut. Kau akan celaka jika orang mengetahui akun pertamamu,” peringat temannya yang begitu setia dengan dirinya. Selalu mengingatkan akan kebaikan.
Satu minggu berlalu, semua seakan baik-baik saja, namun siapa yang akan menyangka jika ternyata pemilik akun kedua itu tengah mengalami penyerangan melalui media sosialnya. Ada yang meretas akun keduanya dan membuat unggahan-unggahan yang begitu menyakitkan bagi pembaca berikut dengan tanggapan orang lain kepadanya, tidak lupa pula orang lain itu menyebutkan akun pertama dirinya.
Ironis, memang, siapa yang akan menyangka bahwa hal yang dianggap sepele akan menjadi hal menggemparkan dunia maya dan terbawa dunia nyata.
“Berhentulah menyalahkan orang lain, pernahkah kamu berkaca, hal ini juga dimulai dari jari-jari indahmu yang melayangkan komentar negative terhadap orang lain.” Ucap temannya kembali menasihati.
“Maka dari itu, cobalah untuk berbaik hati dan berdamailah dengan jari liarmu untuk berkomentar negative” lanjut temannya yang masih didiamkan oleh orang tersebut.
“Baiklah, akan akan mulai berdamai dengan jariku sejak saat ini.” Putusnya.
“Sebaiknya begitu, tutuplah atau hapuslah media sosialmua sementra, perbaiki perasaanmu dan mulailah dari awal, gunakanlah media itu untuk membantu oarng lain. Maka semua kebaikan itu akan kembali padamu”
Kadang, hal yang kita anggap sepele memang akan menjadi boomerang bagi kita dikemudian hari jika hal tersebut menyangkut orang lain. (Zu/AJP)