free page hit counter

BATU (BAWA KEMBALI TUJU PUNCAKMU) – PART III

Sementara Sari hanya memandang sekeliling rumah mencari batang hidung sepupunya itu. Tapi sejauh matanya memandang, sepupunya itu tak terlihat. Rupanya Lani masih mengurung dirinya di kamar. Lani sangat tidak menyukai liburannya kali ini. Menurutnya untuk apa berlelah-lelah menaiki bukit hanya untuk menuju puncak Batu yang pemandangannya sama seperti menatap langit kebanyakan. Padahal Lani hanya belum mengetahui saja betapa indahnya sensasi padang savana di sana bak di Afrika.

Karena tak menemukan Lani, Sari akhirnya ikut membantu ibunya di dapur bersama bu Dina. Tak lama kemudian bu Dina mencoba mengetuk kamar Lani agar dia bersiap-siap juga. Namun, suara ketukan bu Dina tak mendapat balasan. Bu Dina masuk ke dalam kamar Lani dan benar saja dia terlihat belum beranjak dari tempat tidurnya. Dengan lembut bu Dina membangunkan Lani yang padahal sejak tadi tidak tidur. Nada kecewa terucap dari bu Dina, “Sayang, kalau kamu tidak tidur mengapa tidak keluar? Apa seperti itu ibu mengajarkanmu terhadap keluargamu yang datang? Kita semua menunggu kamu. Ayo cepatlah bangun dan bersiap!”. “Aku tidak mau ikut, bu. Perjalanan itu pasti melelahkan dan tidak ada hal indah ku dapat di sana”. “Siapa bilang, kamu akan melihat pemandangan yang sangat indah di sana. Aku akan memotretmu dan ketika fotonya jadi, kamu bisa menggambarnya sebagai karya pertamamu bertema keindahan alam. Soalnya selama ini kulihat hasil gambarmu hanya tentang keindahan kota saja” sahut Sari dari depan pintu kamar.

Bu Gisa tiba-tiba menarik Sari dan mengisyaratkan untuk meminta maaf. “Maafkan Sari tante, karna sudah mendengarkan percakapan kalian. Sari hanya ingin Lani ikut mendaki puncak bukit Batu bersama dan melihat keindahannya”. Mendengar ucapan maaf dari anak semanis Sari membuat bu Dina hanya tersenyum, “Iya tante mengerti niat baik Sari”. Entah apa yang ada dipikiran Lani sekarang yang jelas anak itu tiba-tiba saja menuruti kemauan ibu dan ayahnya untuk ikut mendaki bukit Batu. Senyum indah merona terpancar dari wajah Sari.

Selepas waktu zuhur, mereka masih mengobrol mengenai jalur-jalur yang akan mereka lalui menuju bukit Batu. Maklum saja ini merupakan perjalanan pendakian pertama bagi keluarga pak Irvan. Jadi wajar saja jika mereka diberi penjelasan mengenai jalur yang mereka jalani agar tidak salah jalan bahkan tersesat. Walaupun hal itu tidak mungkin terjadi karena ada pak Andri di sampingnya. Namun, bagi pengendara mobil bisa membayangkan bagaimana jika mobil salah jalan dan ingin putar arah tentu saja tidak mudah. Apalagi jika jalur yang dilalui merupakan jalur yang sempit dengan mobil yang bertubuh gempal, tentu sangat sulit. Oleh sebab itu, perlu kejelasan jalur yang dilalui. Itulah salah satu kelemahan transportasi mobil jika dibandingkan dengan motor yang mudah saja jika ingin putar arah karena memang body motor yang lebih ramping.

Pak Irvan mulai menghidupkan Fortuner hitam kesayangannya. Mobil bertubuh gempal dengan kinerja mesin yang efisien siap membawa mereka menuju bukit Batu. Tepat pukul 14.30 WITA mereka berangkat. Sari sangat senang, ini petualangan pertamanya menggunakan mobil. Dia bisa memandang hiruk pikuk jalanan kota dengan tenang sambil menikmati hembusan angin dalam mobil yang sejuk tanpa takut kepanasan atau masuk angin. Tidak bisa dipungkiri perjalanan menggunakan mobil memang lebih aman dan nyaman. Aman dari polusi udara dan hembusan angin kota yang belaiannya bisa membuat masuk angin. Selain itu, perjalanan juga menjadi nyaman karena kita bisa santai memerhatikan setiap titik objek-objek yang telah kita lalui dalam perjalanan menuju bukit Batu.

Rute perjalanan menuju bukit Batu ada 2 jalur. Jalur pertama, melalui jalur darat dan jalur air. Dari Banjarbaru, berkendara sekitar 30 menit untuk menuju Waduk Riam Kanan. Kemudian dari dermaga, kita menyewa perahu kecil bermesin atau biasanya dikenal dengan sebutan kelotok untuk menyeberang ke bukit Batu dengan biaya 350.000 rupiah sampai dengan 500.000 rupiah tergantung kesepakatan dengan paman kelotoknya. Perjalanan menyeberang waduk membutuhkan waktu 45 menit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *