free page hit counter

BATU (BAWA KEMBALI TUJU PUNCAKMU) – PART II

Bukit Batu berbeda dari bukit lainnya, untuk naik ke puncaknya melalui medan yang cukup mudah karena tidak terlalu tinggi. Mungkin itu salah satu alasan pak Irvan memilih ke sana sebagai pendaki pemula. Selain itu, puncak Batu juga menjadi spot terbaik untuk melihat pemandangan sunrise (matahari terbit) maupun sunset (matahari terbenam). Bayangkan mata kalian akan dimanjakan dengan semburat kilau hangat mentari di pagi hari hingga berubah kejinggaan di senja hari yang tampak senada dengan rumput ilalang di bukit Batu. Tidak hanya itu, pada malam hari kalian akan disuguhkan ribuan bintang bahkan milkyway (bima sakti) jika cuaca mendukung yang akan membuat malam menjadi semakin indah. Meskipun di sana tidak banyak pepohonan sehingga pemandangannya terlihat gersang, akan tetapi banyak terdapat rerumputan dan ilalang yang tumbuh dengan subur.

Keindahan alam bukit Batu tidak bisa dipungkiri lagi. Bagi orang-orang yang memiliki hobi photography (suka memotret), memotret indahnya pemandangan alam bukit Batu merupakan sesuatu yang sayang untuk dilewatkan. Rerumputan dan ilalang yang tumbuh, akan membuat background (latar belakang) foto semakin menakjubkan. Sementara bagi pencinta alam, bukit Batu juga sangat recommended (disarankan) sebagai tempat camping. Tapi juga harus berhati-hati karena bukit Batu banyak terdapat batu-batu jadi harus menyesuaikan jika ingin memasang tenda di sana.

Mendengar rencana itu, tentu saja Sari begitu senang. Berbeda dengan Lani yang terlihat tidak tertarik. Maklum, liburan Lani sebelumnya dia habiskan dengan mengikuti les menggambar dari pagi hingga siang hari. Dan sore harinya dia mulai mempraktikkan ilmu yang dia dapat dengan menggambar objek menarik di kamarnya yang begitu tenang. Atau berlibur ke tempat-tempat bergengsi mulai dari pulau Dewata sampai ke luar negeri, Singapura, Belanda, China, dan masih banyak provinsi atau negara lainnya yang telah ia kunjungi bersama keluarga.

Tak peduli dengan kemauan Lani, ayah dan ibunya tetap pada rencana awal, yaitu berlibur ke bukit Batu. Meski hati Lani menyimpan sejuta kekesalan, namun dia hanya diam dan mengurung diri di kamar. Sementara ayah dan ibu Lani berharap Lani bisa menjadi sosok yang bisa memahami dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya seperti Sari.

Berbeda dengan keluarga Sari, liburan ini sungguh membuat mereka begitu bersemangat. Selain mereka bisa camping di bukit Batu nan indah bersama keluarga besar, liburan kali ini merupakan pertama kalinya mereka menggunakan transportasi mobil. Sari sudah membayangkan bagaimana serunya berlibur bersama sepupunya sambil duduk santai menikmati pemandangan jalan menuju bukit Batu. Tanpa takut ketiduran ataupun masuk angin akibat udara jalanan yang penuh hiruk pikuk.

Pukul 09.00 WITA keluarga Sari dengan Beat oranyenya siap menuju rumah Lani. Kali ini mereka pergi tanpa membawa banyak persiapan. Mereka hanya membawa beberapa snack ala kadarnya, air minum, dan baju ganti. Karena keluarga Lani yang bersedia menyiapkan segala sesuatunya baik tenda maupun peralatan camping lainnya. Meskipun begitu, Sari tetap tidak melupakan barang yang harus selalu dia bawa, yaitu kamera kesayangannya. Kamera yang selalu menjadi saksi petualangan Sari karena tak ada satupun momen-momen indah yang tak tertangkap oleh kameranya.

Keluarga Sari tiba di rumah Lani lebih awal dari kesepakatan. Karena mereka ingin membantu keluarga Lani untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk camping apalagi ini merupakan perjalanan camping  pertama keluarga Lani. Tentu saja mereka membutuhkan info mengenai barang-barang ataupun peralatan yang perlu dipersiapkan.

Pak Andri membantu pak Irvan memasukkan peralatan tenda dan masak seperti kompor gas mini dan lainnya ke bagasi mobil. Sementara ibunya Sari, bu Gisa membantu bu Dina menyiapkan makanan yang akan mereka bawa. Berbeda dengan bu Gisa yang suka makanan sehat dan buatan sendiri, bu Dina lebih suka makanan siap saji atau serba instan. Disitulah diperlukan peran aktif bu Gisa.

Bu Gisa mengajarkan bu Dina bagaimana cara memasak makanan sehat dengan cara instan seperti ubi rebus, pisang rebus, dan lainnya serba rebus. Bukan asal rebus saja tapi bagaimana agar kandungan gizi pada makanan tidak hilang. Selain itu, diperlukan juga bumbu rempah alami untuk menambah cita rasa makanan tersebut. Biar makanan serba rebus tadi bukan hanya sehat tapi juga enak. Bu Dina hanya memerhatikan cara masak bu Gisa yang sangat cekatan dan hasilnya pun luar biasa enak. Sampai-sampai bu Dina berpikir membuka resto dan adik iparnya itu sebagai koki masaknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *