TaHuRa (Tawa Hura Bersama) Part VII
“Untung aja ya Sar, kamu meminta kami tutup mata waktu kita melewati jalan yang ada hantu bohong-bohongannya tadi, kalau tidak bisa-bisa kelompok kita gagal sampai ke pos tiga.”
“Iya Yun, untungnya aku sudah melihatnya dari jauh jadi bisa antipasi duluan deh.”
Sebagai kelompok pemenang, Sari, Yuni, dan teman-temanya yang lain mendapatkan hadiah berupa 1 kardus makanan ringan (snack) yang bisa mereka makan saat perjalanan pulang nanti. Mereka terlihat begitu senang terutama Sari yang merasa mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari kegiatan tersebut dan yang paling penting dalam proses belajar itu dia didampingi sahabat-sahabat terbaiknya. Agam juga banyak belajar dari berbagai kejadian yang dia temui termasuk saat mengambil sebuah keputusan ketika menjadi seorang ketua.
Esok paginya, bapak Arif didampingi kak Rahman mengumumkan nama-nama calon anggota pengurus OSIS yang lolos dan hari senin nanti siap dilantik menjadi anggota pengurus OSIS sesungguhnya. Saat pengumuman, nama disebutkan satu persatu, ternyata Rani tidak termasuk dalam nama-nama itu. Hanya mereka bertiga saja Sari, Yuni, dan Agam yang akhirnya menjadi anggota pengurus OSIS yang besok senin setelah upacara bendera akan dilantik oleh kepala sekolah. Rasa senang campur haru berkecamuk dalam hati ketiga sahabat itu. Mereka merasa ada yang kurang dalam kebahagiaan kali itu.
“Sudahlah kalian harus tetap senang, dalam setiap kompetisi pasti ada yang menang dan kalah kan? Tidak usah terlalu dipikirkan, lagian aku ini kan memang penakut jadi tidak cocok menjadi pemimpin.”
“Tapi Ran, seandainya waktu itu aku sebagai ketua bisa menahan kamu, mungkin kamu masih ada di barisan dan bisa menyelesaikan semuanya.”
“Sudahlah Gam itu bukan salah kamu, justru aku yang tidak enak karena aku, kelompok kita jadi kalah kan dan dari kejadian itu aku melihat kamu memang cocok jadi pemimpin.”