TaHuRa (Tawa Hura Bersama) Part V
Setelah semua tenda berdiri, bapak Arif dan kak Rahman memberikan sedikit sambutan beserta arahan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan di sana. Mereka semua mulai berkegiatan outbond atau permainan-permainan yang menumbuhkan kerja sama seperti permainan menyampaikan pesan, tongkat berjalan, dan permainan lainnya. Suara tawa riang gembira begitu membahana, hilang semua rasa lelah saat di perjalanan, menguap tanpa bekas, hanya kegembiraan yang saat itu terasa.
Langit mulai mengukir senja, mereka mulai bersiap untuk melaksanakan salat maghrib seperti mandi, duduk santai menikmati makanan kecil (snack), atau melakukan aktivitas lainnya. Di lokasi kaki bukit ini suasananya sedikit berbeda dengan di puncak bukit. Akan tetapi, udara sejuknya yang menerpa mungkin tetap terasa sama.
Waktu begitu cepat berlalu, para calon anggota pengurus OSIS duduk mengelilingi api unggun untuk mendengarkan kegiatan selanjutnya.
“Adik-adik, kegiatan kita selanjutnya adalah jurit malam. Setiap kelompok akan membawakan pesan dari pos pertama hingga pos terakhir (pos ketiga). Setiap pos yang kalian datangi, akan memberikan pesan lanjutan dan kalian harus menebak maksud dari pesan tersebut ketika sudah berada di pos terakhir. Saat perjalanan nanti, kalian hanya boleh membawa 1 senter yang dibawa oleh ketua kelompok kalian masing-masing. Dan dalam perjalanan nanti, kalian akan menemukan berbagai rintangan, akan tetapi jika kalian mampu menghadapi dan menyelesaikan permainan ini, maka kalian akan menjadi pemenangnya.’’
“Aduh, aku paling takut Gam jalan malam-malam gini.”
“Sudah tenang saja, kan ada aku dan teman-teman yang lain juga.”
Diantara keempat sahabat ini, Rani memang yang paling penakut bahkan untuk pergi ke WC sekolah saja, selalu meminta temannya yang lain untuk menemani. Dalam kegiatan itulah, keberanian Rani akan diuji. Keempat sahabat ini selalu saja dipertemukan dalam berbagai keadaan bahkan dalam pembagian kelompok seperti sekarang. Dalam pembagian kelompok di kegiatan ini, Sari, Yuni, dan teman-teman yang lain sedangkan Agam, dengan Rani bersama teman-teman yang lain juga. Meskipun mereka tidak berempat dalam kelompok yang sama, akan tetapi diantara mereka selalu saja dipertemukan. Mungkin itulah yang dinamakan takdir.