free page hit counter

SUMPAH HUTAN PERSATUAN

Di sebuah hutan yang lebat, tinggallah berbagai hewan dengan keunikan masing-masing. Ada Harimau, si pemimpin tangguh; Burung Merak, si penuh pesona; Kancil yang cerdas; dan Gajah yang kuat. Namun, akhir-akhir ini, hutan mereka terasa tidak seperti biasanya. Perpecahan mulai tumbuh di antara mereka.

 

“Hutan ini hanya untuk hewan-hewan besar seperti aku,” seru Harimau dengan nada arogan.

“Tidak! Hutan ini milik hewan yang indah sepertiku,” sanggah Merak sambil membusungkan bulu ekornya.

“Tanpa kami, si kecil yang cerdas, kalian tidak akan bertahan!” teriak Kancil, yang merasa diremehkan.

Gajah hanya diam, tetapi hatinya resah. Ia merasa kesedihan mengingat hutan yang dulu damai.

 

Suatu hari, badai besar melanda hutan. Pohon-pohon tumbang, dan sungai yang biasanya jernih menjadi keruh. Persediaan makanan semakin berkurang, dan keadaan semakin kacau. Namun, alih-alih bekerja sama, para hewan saling menyalahkan.

 

“Ini pasti salah si Kancil yang sering mencuri buah!” teriak Harimau.

“Bukan! Ini salah si Gajah yang terlalu berat hingga merusak tanah!” balas Merak.

Hutan yang indah kini dipenuhi suara pertengkaran.

Melihat kekacauan itu, Burung Hantu, si tetua hutan, memutuskan untuk bertindak. Ia memanggil semua hewan ke sebuah pertemuan di bawah Pohon Raksasa yang masih berdiri tegak.

“Hewan-hewan sekalian,” katanya dengan suara tenang, “Tahukah kalian mengapa hutan ini menjadi kacau? Karena kita lupa akan kekuatan persatuan.”

Semua hewan terdiam.

“Kalian tahu, di dunia manusia, ada sebuah kisah tentang Sumpah Pemuda. Manusia dari berbagai suku, bahasa, dan pulau bersatu untuk memperjuangkan tanah air mereka. Mereka menyatakan satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa.”

 

Para hewan saling berpandangan, bingung. “Apa hubungannya dengan kami?” tanya Kancil.

“Sama seperti manusia itu, kita juga harus bersatu. Hutan ini adalah rumah kita bersama. Jika kita terus bertikai, rumah kita akan hancur.”

Terinspirasi oleh cerita Burung Hantu, Harimau, Merak, Kancil, Gajah, dan hewan lainnya sepakat untuk membuat ikrar bersama.

 

“Kami, hewan-hewan di hutan ini, bersumpah:

  1. Bertumpah hutan yang satu, Hutan Persatuan.
  2. Berbangsa yang satu, bangsa penghuni hutan.
  3. Berbahasa yang satu, bahasa keharmonisan.”

 

Ikrar itu diucapkan bersama dengan penuh semangat. Mereka mulai bekerja sama memulihkan hutan. Gajah menggunakan kekuatannya untuk mengangkat pohon tumbang, Harimau menjaga keamanan, Kancil merancang rencana pengelolaan makanan, dan Merak menghibur dengan tariannya yang indah.

Dalam waktu singkat, hutan mulai pulih. Sungai kembali jernih, pohon-pohon kembali tumbuh, dan hewan-hewan hidup damai seperti dulu. Mereka sadar, keberagaman mereka adalah kekuatan, bukan alasan untuk berselisih.

 

Sejak hari itu, di bawah Pohon Raksasa, terukir tulisan:

“Persatuan adalah akar dari kehidupan. Bersama, kita kuat.”

 

Hutan Persatuan menjadi simbol bahwa di mana pun, persatuan akan selalu menjadi kunci untuk menghadapi tantangan, sebagaimana semangat Sumpah Pemuda yang pernah menginspirasi manusia.  (ZU/RON)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *