Sudut Waktu Di Tepi Kota Banjarmasin

Di tepi kota Banjarmasin, suatu suasana yang khas dan memikat menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Di antara gemerlapnya lampu-lampu kota dan riuhnya kehidupan sehari-hari, terdapat sudut-sudut yang menawarkan kedamaian dan kehangatan tersendiri selama bulan penuh berkah ini. Salah satu sudut yang istimewa di tepi kota Banjarmasin adalah tepian Sungai Martapura, yang menjadi saksi bisu dari kehidupan sehari-hari warga setempat. Di sini, di tengah gemerlap lampu malam, terlihat sekelompok kecil orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama.

Mereka membawa bekal makanan tradisional khas Banjarmasin, seperti soto Banjar, nasi kuning, dan jajanan pasar lainnya. Suara canda tawa mereka terdengar melengkapi gemericik air sungai yang mengalir dengan tenang. Tak jauh dari situ, di sekitar Pasar Terapung Siring, suasana kebersamaan semakin terasa. Pedagang dan pengunjung pasar berbondong-bondong mencari hidangan untuk berbuka puasa. Teriakan dagangan dan tawar-menawar harga menciptakan harmoni yang khas dalam keramaian pasar tersebut. Di sudut-sudut pasar, terdapat panggung yang dipenuhi oleh para pemuda yang sedang membacakan ayat-ayat suci Al-Quran, menambahkan nuansa spiritual dalam suasana ramai pasar. Namun, kehangatan Ramadhan di tepi kota Banjarmasin tidak hanya terbatas pada aktivitas di luar ruangan. Di masjid-masjid yang tersebar di seluruh penjuru kota, umat Islam berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat Tarawih setiap malam. Cahaya lampu masjid yang redup dan aroma harum dupa menambahkan kesakralan suasana di dalam ruangan. Sudut waktu di tepi kota Banjarmasin mempersembahkan keindahan dan kehangatan Ramadhan dalam berbagai wujudnya. Dari sudut-sudut yang sederhana namun penuh makna hingga sudut-sudut yang memancarkan spiritualitas dan ketenangan, setiap momen di tepian kota ini menjadi kesempatan untuk merasakan keberkahan dan kehangatan bulan suci Ramadhan. ( DSA/IAN)