Sudahkah Zaman Merdeka
Hiruk pikuk suara motor
Lampu jalan yang terus berganti
Menemani langkah menuju kota tua
Menjadi saksi atas harmonisnya suatu bangsa
Kata merdeka kian terus mengitari hati
Menenangkan namun juga menegangkan
Tidak ada langkah yang begitu berarti
Setiap niat pupus akan keangkuhan hati
Daun-daun kering tak lagi menakutkan
Gunung Meletus tak lagi merekatkan
Tanah yang subur bukan lagi sebuah impian
Semakin mendekat semakin menjauh
Semakin dewasa semakin kekanakan
Negeri terlalu banyak menampung gelombang
Menguatkan pondasi sekuat batu karang
Hempasan demi hempasan
Aksi buruk bukan lagi kabar duka
Aksi buruk bukan lagi sebuah bencana
Normalisasi kian menjadi bahkan merampas nyawa
Kita merdeka
Hak Asasi manusia dijunjung bersama
Namun, hak manusia lain dirampas sesukanya
Katanya bercanda, namun membawa petaka
Darat dan laut merupakan territorial negara
Namun, raga dan jiwa terpisah dari tempatnya
Bukan maksud tak bernyawa
Hanya saja merdeka bagaikan pelita
Dimana cahayanya?
Dimana genggaman tangannya? [ZU/RON]