REVIEW THE TREND Would you still love me the same?
Halo sobat damai! Kali ini mimin punya segmen tulisan terbaru nih, yaitu “Review The Trend”. Segmen tulisan ini akan berisi tentang review-review atau pandangan mimin mengenai apa yang sedang tren akhir-akhir ini di kalangan anak muda. Seperti disebutkan tadi bahwa segmen ini berisi pandangan mimin maka hampir semua subtansi tulisan ini akan bersifat subjektif ya, so kalau sobat damai punya pandangan yang berbeda, mari kita bertukar cerita!
Zaman sekarang ini banyak sekali kaula muda yang aktif bermain sebuah aplikasi sosial media bernama ‘TikTok’. Disana berisi banyak sekali konten video yang bersifat macam-macam, ada yang hanya untuk hiburan, ada juga untuk menyebar edukasi bagi sesama. Setiap akun akan punya alogaritma page-nya masing-masih loh, sesuai dengan video apa yang sering ditonton, dicari, disukai dan dibagikan.
Pada akun TikTok mimin, akhir-akhir ini sering sekali muncul tren orang-orang menggunakan sound lagu dengan judul “Locked Away” yang dinyanyikan oleh Adam Levine yang bagian rapp-nya diisi oleh R.City, dimana tren tersebut meng-highlight lirik lagu di bagian berikut ini.
“If I showed you my flaws
Jika aku tunjukkan kekuranganku
If I couldn’t be strong
Jika aku tidak bisa menjadi orang yang kuat
Tell me honestly, would you still love me the same?
Katakan dengan jujur, apakah kamu masih mencintaiku?”
Jika sobat damai ingin lebih mengerti review yang mimin berikan, alangkah baiknya sebelum lanjut membaca, silakan sobat damai buka terlebih dahulu video-video dengan sound ini di aplikasi TikTok sobat damai ya. Setelah itu, lanjut mari mimin paparkan review dari mimin nih!
Menurut mimin, dari tren ini kita bisa jadi sadar kalau seharusnya dan sudah semestinya, kapanpun dan dimanapun kita berada ya kita harus jadi diri sendiri dan jadi versi terbaik diri sendiri. Apalagi hal itu akan jadi sangat penting kalau kita persempit ke perihal membangun hubungan dengan orang lain, tidak hanya perihal percintaan, tapi juga bisa dalam hal pertemanan, dan sebagainya yang mirip-mirip.
Baik itu dari masa-masa baru kenal, pendekatan, sampai akhirnya memilih sepakat untuk berkomitmen ada hubungan, memang sudah semestinya kita tidak hanya menunjukkan ‘good’nya kita tapi juga ‘flaws’nya—dengan cara menunjukkan yang tidak menyakitkan tentunya—kita sejak awal agar partner kita tidak kaget dan memilih meninggalkan karena merasa dibohongi kalau nanti sudah sampai di titik sepakat ‘komitmen berhubungan’.
Tapi kita juga perlu sadar, jika sudah tahu punya ‘flaws’ berupa A B C D, juga harus mampu jadi versi terbaik diri sendiri dengan cara bisa mengendalikan dan meminimalisir ‘flaws’ kita itu agar tidak terlalu menyakiti orang yang ingin bekomitmen dengan kita. Sudah tahu sudah diterima, sadar diri untuk tidak melunjak itu penting dan perlu sekali loh.
Di sisi partnernya, si partner juga seharusnya mampu konsisten dengan perkataan dan tindakannya—karena konsisten itu dasar kehidupan—bahwa dia sudah setuju berkomitmen dengan kita walau kita sudah menunjukkan ‘flaws’ kita dari awal, tanpa si partner harus disuruh lupa bahwa dia masih boleh menghapus orang-orang toxic dalam hidupnya.
Jadi jika tidak ingin sampai dititik rusaknya ‘komitmen hubungan’ ya dari awal jangan jadi pura-pura dan berakhir toxic satu sama lain.
Sebab selayaknya manusia, cinta sesama manusia itu dinamis, naik turun, meningkat dan merosot, maka dari itu perlu dimulai dengan cara yang benar, lalu dirawat sungguh-sungguh dan bersama-sama agar tidak jadi duri, agar tidak jadi luka, serta hanya bisa diakhiri oleh takdir.
Yap itu dia review dari mimin, semoga ada pelajaran atau insight yang bisa kita ambil dari tren tersebut untuk kehidupan kita ya! (DEL/IAN)