RESESI? INDONESIA KUAT KOK : JANGAN LAKUKAN HAL INI
FINANCE – Perekonomian Indonesia di kuartal III diprediksi bakal negatif lagi, hal tersebut melihat dari proyeksi ekonomi Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Keuangan, yakni minus 1% sampai minus 2,9%. Perekonomian Indonesia dari Juli ke September akan berada di kisaran minus 2,9% hingga minus 1%. Artinya perekonomian nasional terkontraksi dua kuartal berturut-turut setelah pada kuartal II terkontraksi 5,32%. Sehingga Indonesia secara sah dan meyakinkan jatuh ke jurang resesi.
Di masa resesi seperti ini pasti setipa dari kita akan berfikiran untuk menghemat pengeluaran dengan cara mengurangi konsumsi, belanja dan penggunaan barang ataupun jasa yang kerap kita gunakan.
Siapa sangka jika keputusan tersebut sebenarnya tidak tepat! Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), jika masyarakat menahan konsumsinya, justru pemulihan ekonomi Indonesia semakin berat. Pasalnya, konsumsi rumah tangga merupakan ‘tulang punggung’ dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
“ Kalau di resesi menurut saya tetap konsumsinya nggak boleh turun, jadi tetap kebutuhan minimum nggak boleh kurang. Jadi justru ketika ada resesi kan agar ada spending tetap berjalan. Kalau semakin turun ya dia akan memperburuk pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi masyarakat atau rumah tangga ”
Bukan hanya masyarakat, hal ini berlaku pula terhadap Pemerintah. Pemerintah harus mampu mendorong masyarakat untuk melakukan konsumsi, baik dengan cara memberikan stimulus daya beli, ataupun dengan memberikan bantuan sosial agar kegiatan perekonomian terus berputar.
Kalau kita analogikan, mungkin sama halnya dengan tubuh yang sakit. Ketika tubuh kita sakit, kita akan merasa tidak nyaman, dan nafsu makan akan kurang. Namun apakah dengan kita tidak makan atau mengurangi makan akan memberikan kita kesehatan dengan segera? Tidak. Kita masih membutuhkan makan yang cukup untuk memenuhi nutrisi dan vitamin di dalam tubuh agar sesegeranya pulih. Sistem pencernaan atau metabolisme pun dapat tetap terjaga sebagaimana fungsinya. Paham, kan?
Nah.. walaupun di masa resesi ini kita juga harus berjaga-jaga dengan cara memiliki tabungan, tapi bukan berarti kita harus ekstra hemat. (NOV)
Sumber :
CNBC Indonesia
Detik Finance