Refleksi sumpah pemuda sebagai Pemimpin
Kenyataan sejarah, perjuangan kaum muda dalam tematik “kebangkitan nasional”, telah meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi terbentuknya negara Kesatuan Indonesia. Di antaranya: semangat persatuan Bhinneka Tungal Ika, rasa kebangsaan dan ke-Indonesia-an, serta nasionalisme dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini semua merupakan nilai-saham dan simbol politik umum sebagai kekuatan penggerak solidaritas baru. Untuk menumbuhkan kesadaran integratif sebagai bangsa. Semangat hidup berbangsa merupakan agregasi pengalaman bersama dalam menanggapi situasi sosial, kebudayaan, politik maupun ekonomi, yang mendorong tumbuhnya suatu keyakinan, bahwa “identitas nasional” itu ada, sehingga mampu menilai kekuatan-kekuatan modalnya (alam, kebudayaan, kehidupan sosial dan kesamaan nasib) sebagai unsur pembentuknya. Yakni state of mind, suatu sikap sosial yang lebih bersifat homogen karena derajat integrasi yang semakin tinggi, terbentuk melalui faktor tradisi, kepentingan, dan cita-cita bersama.
Orientasi nilainya menunjukkan kepada kemerdekaaan dan integrasi nasional sebagai keadaan yang dinilai paling berharga dalam kehidupan bangsa Indonesia. Langkah integrasi kerangka sistem nasional diarahkan kepada Pancasila sebagai budaya normatifnya. Pancasila sebagai philosofische grondslag akan menjadi penentu dalam orientasi tujuan sistem sosial politik, kelembagaan dan kaidah-kaidah pola kehidupan, yang bukan hanya menjadi faktor determinan melainkan juga mengembangkan peran teleologis, sebagai payung ideologis bagi berbagai unsur dalam masyarakat yang beranekaragam lagi bersifat majemuk (IND/IAN)