Proses sebuah remaja
Menjadi remaja akhir menuju dewasa, adalah sebuah transisi yang mengesankan. Percaya pada takdir, soal masa lalu dan masa depan yang sering terpikir.
Terkadang, aku bertanya, aku sudah memberi apa ya untuk kehidupan? aku sudah berkontribusi apa untuk bangsa? apa aku memang layak untuk disebut manusia? dengan hakikat manusia adalah makhluk sosial, apa aku sudah menerapkan kebaikan sosial di lingkungan sekitar ku?
Jika aku tidak bisa membuat bahagia orang yang ku cintai, apa aku bisa tetap mencintai mereka?
Jika aku tidak bisa memiliki apa-apa yang ku inginkan, apa aku bisa tetap ikhlas dan bersyukur dengan apa yang dapatkan?
Jika a aku selalu dirugikan oleh orang yang ku prioritaskan, apa aku masih bisa ikhlas untuk terus berbuat baik dengan mereka?
Nyatanya dalam perjalanan menuju kebaikan itu, selalu ada tantangan. waktu yang terkuras banyak untuk dunia, diberi kesibukan yang tiada akhir, disakiti hatinya oleh manusia dan kemudian kehilangan. moment² itu seakan terus berulang selama hidup, hingga aku berpikir.. ah, memang inilah hidup.
Semakin kita mencari validasi manusia, malah semakin kita direndahkan dan dicaci maki oleh mereka. Seperti masalah biasa, solusi apa setelah ini agar dapat memperbaiki kesalahan? apa yang bisa ku lakukan agar dimaafkan atau diampuni? sayangnya.. hanya itu yang bisa kita lakukan.. selalu berbuat baik, tanpa mengharap imbalan. Setidaknya ada yg selalu tau isi hati dan pikiran, yaitu Tuhan. (CRS/IAN)