PESONA TENUN PAGATAN
Tenun pagatan adalah sebuah warisan budaya yang harus kita lestarikan bersama. Memberikan wadah demi keberlanjutan Tenun Pagatan sangat penting. Harapannya Tenun Pagatan ini tidak hanya dikenal di Kalimantan Selatan tetapi juga di daerah lain di Nusantara dan manca negara. Seiring berjalannya waktu Tenun Pagatan menemukan kekhasan tersendiri yang menonjol dibandingkan dengan Tenun di daerah lain. Pelatihan dan pendampingan terus dilakukan agar para penenun selalu dapat berkreasi dan menghasilkan motif-motif yang menarik.
Pagatan merupakan salah satu desa di kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Wilayah Kecamatan sebagian besar dataran rendah yang berawa-rawa. Pagatan berada di daerah pantai yang tumbuh bakau, nipah, dan kelapa. Beberapa tumbuhan khas Kalimantan dapat dijumpai di daerah seperti ramania, durian dan kasturi.
Jika menceritakan sejarahnya Tenun Pagatan, menurut Lontara Kapiten La Mattone, seorang menteri Kerajaan Pagatan dan Kusan yang ditulis pada tanggal 2 Jumadil Awwal 1285 Hijriyah atau 21 Agustus 1868 yang menceritakan bahwa asal mula Pagatan dibuka oleh Saudagar dari Tanah Bugis Wajo yang Bernama Pena Dekke.
Para penenun menggunakan alat tradisional bernama Gedok, kata Gedok ini diambil dari suara yang dihasilkan alat tenun pada saat proses penenunan benang menjadi kain. Alat ini dipasangkan pada badan penenun sendiri sambil duduk di lantai. Selain Gedok, ada juga alat tenun bukan mesin (ATBM) yang digerakkan dengan injakkan kaki untuk mengatur irama benang. Dengan menggunakan alat ini, dalam satu hari bisa dihasilkan 3-5 meter kain dengan lebar 70, 90, dan 110 cm. sehelai demi sehelai menenun benang menghasilkan sebuah kain yang indah dan otentik.
Tenun Pagatan memiliki pola dasar yang kemudian menjadi acuan dalam menenun. Pola tersebut ada;ah gelombang, rantai dan Januar sebagai ciri khas Tenun Pagatan yang membedakannya dengan tenun lain di Nusantara. Nuansa alam dan laut menjadi khas yang muncul dari eksplorasi sang penenun. Tetapi bukan itu saja, deretan tepi pantai yang tenang yang mampu memberikan inspirasi dan daya tangkap penenun dalam melihat ciptaan-Nya.Tenun dengan motif dramatic memancarkan semangat sang penenun. Daya pikat alam tersembunyi yang kemudian dibentuk sebagai sebuah Maha Karya Tenun Ikat.
Ketenangan dan ketulusan dan kesabaran seirama dengan bekerjanya alam. Mengikat dengan mendengarkan suara hati, hingga menjadi rangkaian yang menuntut berbagai ragam keahlian, sungguh nyata bahwa sehelai tenun bukanlah karya perorangan saja namun berkelompok karena dalam prosesnya sangat riwet dll. (crs)
Sumber: Buku Eksotika Tenun Pagatan ; Sri Hidayah, M.Sc