Perspektif Sosial Media Dalam Budaya Banjar
Budaya Banjar adalah salah satu kebudayaan masyarakat di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Sosial media merupakan fenomena modern yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan juga mempengaruhi budaya Banjar.
Di dalam budaya Banjar, ada nilai-nilai yang dihargai seperti sopan santun, musyawarah untuk mencapai konsensus, kekeluargaan, dan kearifan lokal. Namun, penggunaan sosial media juga membawa pengaruh terhadap budaya Banjar, baik positif maupun negatif.
Positifnya, sosial media dapat membantu mempromosikan dan melestarikan budaya Banjar. Misalnya, dengan membagikan informasi dan foto-foto tentang kebudayaan Banjar pada media sosial, maka orang lain dapat lebih mengenal budaya Banjar dan memahaminya.
Selain itu, sosial media juga dapat membantu dalam mempertahankan hubungan antar keluarga atau teman yang terpisah jarak atau terhalang waktu. Hal ini dapat membantu memperkuat ikatan kekeluargaan dan mempertahankan tradisi serta nilai-nilai budaya Banjar.
Namun, penggunaan sosial media juga memiliki sisi negatif dalam perspektif budaya Banjar. Beberapa masalah yang muncul, antara lain:
- Menurunnya rasa kekeluargaan dan sosialisasi langsung
Dengan menghabiskan waktu yang banyak di sosial media, masyarakat Banjar dapat kehilangan kebiasaan bertemu secara langsung dan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Hal ini dapat mempengaruhi nilai-nilai budaya Banjar yang menghargai kekeluargaan dan sosialisasi langsung.
- Menurunnya rasa sopan santun
Beberapa orang yang menggunakan sosial media juga dapat kehilangan etika dalam berkomunikasi. Hal ini dapat mengancam nilai-nilai budaya Banjar yang menghargai sopan santun.
- Menurunnya minat terhadap tradisi dan budaya
Sosial media juga dapat membawa pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai-nilai budaya lokal. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat Banjar kehilangan minat terhadap tradisi dan budaya mereka sendiri.
Dalam perspektif budaya Banjar, penggunaan sosial media haruslah dilakukan dengan bijak dan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal.
Masyarakat Banjar harus tetap menghargai kekeluargaan, musyawarah, sopan santun, dan tradisi budaya mereka sendiri, sambil tetap menggunakan sosial media sebagai alat yang membantu mempromosikan dan melestarikan kebudayaan Banjar. (FA/AJP)