free page hit counter

PERS DAN HOAX : DUA HAL BERBEDA TAPI …..

OPINI- Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti   press. Secara harfiah, pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran atau tercetak dan terpublikasi. Sedangkan Hoax menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berita bohong dan menurut Oxford-Dictionaries yaitu a humorous or malicious deception.

Pers dan hoax adalah dua hal yang berbeda, pers merupakan media komunikasi dan publikasi sedangkan hoax adalah hasil publikasi yang ditangguhkan kebenarannya. Semua orang berhak dalam membuat tulisan dan konten media, baik berupa berita, liputan pribadi, dan video kreatif. Tujuan pembuatannya pun sama yaitu menyebarluaskan informasi tersebut ke khalayak ramai.

Namun banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam pers ada yang namanya kode etik jurnalis tentang fakta berita, privasi, pengujian informasi, dan sebagainya. Adapun Hoax cenderung pendapat yang berasal dari oknum pribadi maupun oknum jurnalis, tanpa pengujian informasi yang ingin dishare seluas-luasnya tanpa memperhatikan kode etik jurnalis tersebut, salah satunya kepercayaan sumber berita yang ditawarkan. Misalnya informasi yang sebenarnya berkembang dari data dan fakta, namun karena ingin menarik maka dengan dibumbui sedikit unsur emosional (unsur sara, maupun politik) keaslian informasi dan pesan yang ingin disampaikan tersebut menjadi terganggu dan akhirnya menjadi hoax di kalangan masyarakat.

Sebagai pers yang hidup ditengah negara hukum dan demokrasi meskipun ada kebebasan, sudah sepatutnya kita menjunjung tinggi kode etik, kebenaran informasi, serta menerapkan crosscheck  terlebih dahulu sebelum merilis sebuah bahan informasi. Kita bisa menggunakan beberapa sumber untuk cek-ricek kebenaran informasi yang didapat kepada ahlinya, atau langsung menghubungi sumber berita yang didapat.

Selain itu, informasi dengan ajakan untuk mengedukasi orang di sekeliling kita juga perlu dilakukan, agar kebaikan mulai menjalar dengan orang terdekat terlebih dahulu. Sekali lagi ini bukan hanya berbicara sisi lain setiap orang yang tidak menjunjung tinggi kode etik, begitupula dengan pers. Alih-alih menjadi informasi terpercaya, pers bisa menjadi media pemberitaan bohong jika ada oknum yang menyalahgunakan informasi benar meskipun hanya dengan menambahkan unsur emosional, sehingga berita yang disajikan menjadi bohong atau hoax. Pers dan hoax memang dua hal yang berbeda tapi mereka beriringan jika tidak ditangkal dengan re-check. (Ian/Nov)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *