free page hit counter

Misi di Awal Tahun

“Dunia memang tidak semenarik itu untuk diingat, namun perjalanan yang terlalu singkat perlu kita kenang. Sayangnya …” kalimatnya terhenti ketika ledakan kembang api mewarnai langit.

“Sayangnya?” Tanyaku yang juga sedang melihat kearah yang sama.

“Ya, sayangnya aku belum menyelesaikannya.” jawabnya tanpa mengalihkan perhatian semula.

Your bucket list?” Tanyaku kembali.

“Bukan.” Jawabnya singkat.

Aku bertanya-tanya, hal apa yang mampu membuat orang sejenius itu belum menyelesaikan keinginannya. Tidak sulit untuk orang seperti itu untuk menyelesaikan apa yang ia mau, namun mengapa kali ini ia tidak mampu.

“Sudahlah, jangan dipikirkan, otakmu ini tidak akan sanggup untuk memikirkannya.” Ucapnya sembari mengelus kepalaku lembut lalu tersenyum.

“Hei! Kau menyentuh kepalaku. Ingatlah jika aku lebih tua darimu 5 menit” seruku kesal.

Ia tertawa kemudian terdiam membuat suasana diantara kami terasa dingin. Hanya suara kembang api yang terdengar begitu nyaring. Senyap, bagai ruang hampa menghampiri kami. Tanpa ada yang berani untuk memecah keheningan ini. Menikmati setiap percikan cahaya menjumpai retina kami berdua. Menikmati keindahan dunia yang seakan memihak kepada suasana saat ini.

“Kau tahu, dunia terlalu sulit untuk di kendalikan. Hati manusia terlalu sulit untuk dijinakkan.” Putusnya kemudian menghela napas sebentar.

Aku masih setia untuk tidak membuka suara, membiarkan ia untuk menyampaikan isi hatinya yang lebih rumit dari rumus-rumus yang biasa ia jabarkan kepadaku walaupun akhirnya aku masih tidak mengerti. Ya, aku memang sebodoh itu jika dibandingkan dirinya.

“Kau tahu, jika dulu hanya dengan sebuah kata mampu memcahkan perdamaian antar kelas, maka kini hanya dengan sebuah jari mampu memicu perpecahan dunia,” sambungnya.

“Kalimatmu terlalu rumit untuk aku pahami,” sanggahku.

“Ya, kau memang tidak mampu memahaminya,” balasnya sendu.

“Memang aku tidak mampu memahami dunia yang terlalu luas, namun setidaknya aku mampu memahami mereka yang berada disekitarku.” Jawabku enteng walaupun aku juga tidak mengerti maksudnya.

Ia terdiam sejenak, keheningan kembali tercipta, namun kali ini benar-benar hening karena suara kembang api telah berhenti beberapa saat yang lalu.

“Kamu benar, kita memang tidak dapat mengubah dunia, setidaknya dapat mengubah disekitar menjadi lebih baik.” Ungkapnya tiba-tiba membuatku semakin tidak mengerti.

“Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Kau tidak akan mampu memahaminya. Ayo kita pulang, nanti kita dicari ibu karena terlalu lama diluar. “ Ajaknya sembari menarik tanganku.

“Pulang?” tanyaku.

“Ya, pulang. Masih banyak misi yang akan kita selesaikan di tahun ini.” Jawabnya penuh ketegasan.

Kami pun berjalan kembali ke rumah. Ibu kami pasti sedang menunggu kami pulang dengan penuh senyuman. Happy New Year 2022, wish we all  better in this year. (Zu)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *