Menuju Indonesia Maju, Meneguhkan Jati Diri Bangsa
Sungguh ironis jika berpikir bahwa kemajuan Indonesia dapat dicapai ketika meninggalkan budayanya sendiri yang berbeda dengan budaya asing, hasil tren globalisasi dan modernisasi. Padahal jika merefleksikan dari negara lain seperti Korea Selatan, berhasil mendorong perekonomiannya melalui budaya pop dan konten hiburan berbasis budaya. Oleh karena itu, sungguh tepat jika dikatakan bahwa agar Indonesia maju perlu untuk memaknai dengan benar budaya yang menjadi identitas dan jati diri Bangsa Indonesia serta melihat peluang ke depannya melalui kacamata budaya.
Berbicara tentang budaya, hendaknya ditekankan pembahasan mengenai nilai (value), bukan pada artefaknya, pada yang tak benda (intangible), bukan pada yang benda (tangible). Hal ini karena budaya yang ada saat ini hadir melalui proses tawar-menawar antara budaya lokal yang telah ada lebih dahulu dengan tradisi besar dunia saat itu. Proses tawar-menawar ini disebut asimilasi dan akulturasi yang terjadi secara dinamis, melalui globalisasi dan modernisasi.
Globalisasi dan modernisasi merupakan sebuah keniscayaan yang senantiasa terjadi, berulang dari masa ke masa. Sejarah menunjukkan bahwa di masa lalu, globalisasi terjadi di Nusantara dan menyebabkan saling silang antar budaya dan anasir asing dari berbagai penjuru dunia. Sejak masa awal masehi, sebelum Hindu masuk, budaya yang ada di Nusantara sudah bisa dikatakan mapan. Oleh karena itu, proses akulturasi terjadi dengan masuknya Hindu, maka muncul kebudayaan Hindu khas Indonesia. Hal ini terlihat dari kode-kode tertentu dalam relief candi di Nusantara yang itu tidak terdapat dalam tradisi aslinya. Kondisi ini juga terjadi ketika islam masuk. Beberapa aspek, di luar masalah akidah dan ubudiyah mengalami akulturasi, seperti bangunan masjid, dan upacara adat yang bernuansa Islami.
Kemajuan Indonesia akan terwujud ketika kearifkan budaya lokal tak dinafikan, semata-mata karena dianggap ketinggalan zaman. Nilai-nilai yang telah ada sejak dahulu, utamanya ideologi luhur bangsa seperti Pancasila harus ditransformasikan ke dalam khazanah budaya sekarang. Akan menjadi hal yang luar biasa, jika memungkinkan, segala budaya lokal yang unik dan menjadi ciri khas Indonesia, dapat diangkat sebagai penopang perekonomian Indonesia. Hal ini tentu menjadi sarana yang tepat untuk tetap melestarikan nilai-nilai luhur bangsa sekaligus membawa perubahan menuju Indonesia Maju, berdaulat, adil, dan makmur. [RON/AJP]
Sumber: http://biroumum.jogjaprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2226:dialog-kebangsaan-memperingati-hari-lahir-pancasila-ke-78-tahun-2023&catid=32:pidato-gubernur&Itemid=78