Menjadi Remaja Berbeda
Dan pernahkah kalian merasakan beban di pundakmu hilang seketika saat melihat hijaunya hutan? Jiwa kalian merasa plong atau tenang ketika berteriak di puncak bukit? Atau angin sejuk bukit yang berhembus di sekeliling lehermu membuat emosi membaik ketika terjebak dalam pemikiran yang negatif (negative thingking) atau pemikiran yang berlebihan (overthinking) terus-menerus atau berulang? Itu adalah kekuatan yang alam miliki dalam menyembuhkan batin atau jiwa kita. Alam merupakan salah satu media healing atau penyembuhan yang terbaik.
Terhubung atau terkoneksi secara langsung dengan alam merupakan kondisi alamiah manusia sejak dahulu. Ribuan tahun yang lalu, alam merupakan rumah ternyaman bagi manusia. Rumah yang memberikan udara, makanan, dan minuman sehat untuk berlangsungnya kehidupan manusia serta keamanan yang terjamin.
Namun, akhir-akhir ini hubungan manusia dengan alam mulai memburuk. Dengan kecerdasan manusia alam mulai diubah menjadi bangunan-bangunan tinggi yang mencakar langit, pepohonan dan ruang terbuka hijau mulai sulit dijumpai karena jumlah atau populasinya semakin sedikit akibat pemikiran manusia yang sudah terpengaruh perkembangan zaman atau globalisasi.
Fenomena modernisasi menyebabkan manusia mulai membuat jarak dengan lingkungan. Membuat berbagai macam alasan agar pembangunan terus dilakukan yang terkadang mengabaikan lingkungan dan alam. Hal tersebut membuat manusia akhirnya semakin tidak terhubung dengan alam secara emosional maupun spiritual. Padahal sejatinya manusia merupakan satu kesatuan dari alam itu sendiri. Manusia dan alam seharusnya dapat saling menyembuhkan dan mengobati serta saling menjaga keseimbangan. Karena satu hal yang perlu disadari manusia, bahwa alam merupakan bagian dari hidup.
Alam sangat memberikan banyak manfaat, baik secara fisik maupun psikologis. Hal tersebut dibuktikan oleh berbagai penelitian yang telah dilakukan para ahli. Penelitian menemukan, 90% kepercayaan diri seseorang meningkat setelah berjalan mengelilingi taman kota dan 3 dari 10 orang juga merasakan depresinya berkurang.
Di Jepang, masyarakatnya memiliki kebiasaan unik dengan alam sebagai media penyembuhan diri, meregulasi pemikiran dan kesehatan mental. Kebiasaan itu disebut dengan shinrin-yoku atau forest therapy. Terapi tersebut disahkan sebagai program nasional sejak tahun 1982. Terapi tersebut dilakukan dengan cara berjalan santai di hutan tanpa menggunakan alas kaki sebagai pelindung. Selama di hutan, waktu banyak dihabiskan dengan suasana yang dikelilingi pepohonan. Tidak berlalri, tidak melakukan pekerjaan berat, hanya merenung dan menyatukan diri dengan alam. Atau bahkan bisa saja sesekali memeluk dan merasakan kulit serta aroma pohon, dedaunan, ataupun tanah basah akibat turunnya hujan.
Pepohonan tidak hanyak mampu menghasilkan udara yang segar untuk kesehatan melainkan juga menghasilkan cairan yang mampu melindungi kita dari kuman dan serangga. Cairan itu bernama phytoncides, cairan yang dapat membantu memaksimalkan sistem imun manusia.
by:Zulfia