Menjadi Pembelajar yang Baik
Holla, Sobat Damai yang ada diseluruh Nusantara
Bersama kita memajukan bangsa.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar.
Kali ini aku hadir untuk berbagi tips kepada Sobat Damai sekalian, tips bagaimana menjadi pembelajar yang baik tanpa harus toxic terhadap nilai. Karena seringkali toxic terhadap nilai akan membuat kita akan merasakan stress berlebih bahkan tertekan terhadap suatu keadaan. Maka dari itu, kita boleh mengejar nilai namun tidak secara toxic yang berakibat tidak baik terhadap tubuh dan lingkungan sekitar, baik itu terhadap pertemanan maupun kesehatan. Yuk, mari kita simak bagaimana menjadi pembelajar yang tidak toxic terhadap nilai.
1. Belajar dan Bermain Seimbang
Mengapa belajar dan bermain harus seimbang?
Bayangkan saja jika setiap hari hanya belajar dan belajar, bukankah akan merasa bosan dan sedikit tertekan? Cobalah berikan waktu sejenak untuk merehatkan otak kiri agar tidak berpikir secara terus menerus dan menyebabkan gangguan kesehatan. Berikan sedikit waktu untuk otak kanan ikut serta dalam menyeimbangkan kinerja otak kiri. Bermain bukan harus dilakukan satu hari penuh dengan banyak persiapan, kita bisa saja bermain disela-sela kesibukan mengerjakan suatu pembelajaran.
Misalnya, berikan waktu untuk bermain game di smartphone atau hal-hal yang membuat otak terasa lebih rileks. Jika sobat damai merupakan orang yang suka belajar dan tidak suka bermain, maka cobalah berikan sedikit waktu untuk menenangkan diri setelah banyak berpikir seperti memakan sesuatu yang manis, atau juga dapat melakukan hal-hal menarik lainnya yang dapat menghilangkan beban kerja berlebih untuk otak kita semua.
2. Ikut Ekstrakurikuler/Organisasi
Jika sebuah angka d iatas selembar kertas itu penting, maka mengikuti sebuah kegiatan atau organisasi juga tak kalah pentingnya. Mengapa?
Karena sebagian besar orang akan memiliki sebuah hobby yang dapat mengalihkan perhatiannya dari banyaknya tuntutan pembelajaran yang harus dipahami. Terutama ketika Sobat Damai sekalian sudah merasakan tekanan berlebih terkait hal tersebut, maka tidak ada salahnya untuk mulai mengikuti hobby atau menjalin sebuah relasi. Karena manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memerlukan teman untuk saling berbagi atau makhluk seni yang memerlukan waktu untuk menuangkan hasil pemikirannya melalui sebuah hasil seni, atau bagi aobat yang menyukai olahraga dapat melepaskan rasa penatnya melalui Gerakan-gerakan olahraga yang mampu menghasilkan hormon Bahagia bagi seluruh tubuh.
3. Ikut Serta Pelatihan membangun Mindset
Apa sobat damai mengetahui apa itu mindset? Atau yang disebut dengan pikiran yang telah di-setting untuk sesuatu pola yang harus dilakukan. Mengikuti seminar atau pelatihan yang dapat membangun mindset mampu membawa kita dapat mengatur pola belajar seperti apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan hasil optimal. Karena tidak semua hal dapat diselesaikan melalui sebuah angka yang tertulis di atas kertas atau sebuah angka elektronik yang menyertakan memberitahukan indeks prestasi. Mindset itulah yang akan membawa kehidupan bagaimana yang kita inginkan dan saling berhubungan dengan lapangan kerja yang akan kita geluti nantinya. Apa saja yang harus disiapkan dis amping dari nilai yang kita miliki, apakah harus meningkatkan nilai untuk mencapai suatu tujuan ataukah harus mengembangkan sesuatu untuk mampu mengimbangi nilai yang telah dimiliki tersebut.
Life is Choice
4. Mengembangkan Softskilldan Hardskill
Sekaramg ini, softskill dan hardskill sangat mendukung dunia pekerjaan selain dengan kemampuan kita dalam belajar. Setinggi apapun nilai yang kita terima, itu hanya akan membawa kita ke depan pintu gerbang pekerjaan, selebihnya ditentukan dengan bagaimana kemampuan yang kita miliki dan pengalaman yang telah dilalui. Semakin banyak softskill dan hardskill yang dimiliki oleh seseorang maka semakin besar peluang kerja yang akan menghampiriinya. Maka dari itu, Sobat Damai sekalian, kita dapat mulai meningkatkan kemampuan lain selain dengan kemampuan kita dalam belajar. Baik itu berupa softskill maupun hardskill.
Itu tadi beberapa tips bagi Sobat Damai sekalian dan para pembaca terkait bagaimana mencegah kita untuk tidak toxic terhadap nilai. Karena nilai tidak akan berarti apa-apa jika tidak diimbangi dengan hal lain. Sebab, segala sesuatunya harus seimbang dan tidak berat sebelah. Mari Bersama-sama meningkatkan kualitas diri dengan tidak toxic terhadap suatu nilai. (Zu/Ron)