Mengenal Seni Bela Diri Tradisional Suku Banjar: Seni Bela Diri Kuntau (Bakuntau)
Seni bela diri adalah seni yang timbul sebagai salah satu cara seseorang untuk mempertahankan atau membela diri, yang mengutamakan ketahanan dan kekuatan fisik. Seni bela diri telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dari segala sesuatu yang mengancam hidupnya. Dalam tumbuh atau berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan fisik. Hal inilah yang akan memicu aktivitas fisik sepanjang waktu. Disaat belum ada persejataan modern, manusia menggunakan dan memanfaatkan apa yang dimiliki dalam tubuh untuk melindungi diri. Kemampuan bertarung dipelajari sebagai cara untuk menyerang atau bertahan dari serangan, namun pada perkembangannya bela diri digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik seseorang.
Bela diri ini begitu beragam dan tersebar di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah jenis bela diri tradisional asal Kalimantan Selatan yaitu Kuntau, atau sering juga disebut Bakuntau.
Suara Sarunai, sejenis alat musik tiup tradisional dibarengi tetabuhan gendang (babun) dan gamelan, mengiringi dua orang pendekar bertarung. Sesekali teriakan kedua pendekar saat mengeluarkan jurus-jurus andalan diselingi tingkah lucu, membuat para penonton bertepuk tangan dan tertawa. Ini adalah seni bela diri tradisional masyarakat suku Banjar yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan yang disebut Kuntau. Atraksi para pendekar bela diri kuntau kerap ditampilkan pada saat acara perkawinan, hajatan maupun kegiatan budaya daerah.
Menurut penuturan praktisi dan sejarawan, seni bela diri kuntau ini berasal dari China yang berkembang pada jaman Kesultanan Banjar. Kuntau menjadi salah satu bela diri yang banyak dimiliki para pendekar pada masa kerajaan hingga jaman perjuangan melawan penjajah Belanda (SR/IAN)
Sumber: Kuntau Seni Bela Diri Tradisional Banjar (Susanto Denni, 2022)