Mengenal Jalur Rempah Nusantara
Jalur Rempah adalah jalur berbasiskan laut atau bahari yang menghubungkan titik-titik di seluruh Nusantara. Jalur inilah yang ikut membangun budaya dan identitas Indonesia yang majemuk seperti sekarang ini. Jalur bersejarah ini adalah salah satu dasar dari kebudayaan bahari bangsa Indonesia.
Sesuai dengan namanya, jalur ini disebut karena pada awalnya merupakan sebuah jalur perdagangan yang melibatkan rempah-rempah sebagai komoditi utama. Seperti kita ketahui bersama, Nusantara ini adalah tempat satu-satunya di muka bumi ini yang dipilih Tuhan menjadi tempat tumbuhnya rempah-rempah, khususnya lada hitam (Piper nigrum), cengkih (Syzygium aromaticum), dan pala (Myristica fragrans). Nusantara merupakan produsen rempah-rempah terpenting di dunia.
Jalur Rempah menjadikan Nusantara sebagai emporium global di mana bangsa-bangsa dari berbagai penjuru dunia yang semula hanya membayangkan mitos surga rempah-rempah, lantas melakukan jelajah bahari untuk mencapai letak surga itu. Para petualang bahari dari Tiongkok, India, Arab, dan Eropa mengembangkan jalur mencapai kepulauan rempah-rempah. Perkembangan kartografi di Eropa pada abad ke-15 hingga 17, membuka jalan yang membantu memandu pelayaran menuju Nusantara.
Semerbak harum pala dan cengkih pula yang mendorong bangsa-bangsa dari berbagai benua datang melabuhkan sauh bahteranya di pelabuhan-pelabuhan Nusantara, terutama Maluku sebagai asal dari kedua tanaman rempah ini.
Tidak mengherankan jika para pedagang asing datang ke Nusantara untuk ambil bagian dalam niaga komoditas ini. Bangsa Eropa, misalnya, membentuk peradaban berdasarkan perdagangan rempah dengan Nusantara. Agar misi niaganya berjalan lancar, mereka melakukan diplomasi politik dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Gina Astuti