Memaknai Kerukunan melalui Puasa dalam Pandangan Lintas Agama
Gambar Potongan Mushaf Al Quran (Sumber: https://www.pexels.com/)
Ibadah puasa di Bulan Ramadan 1444 H hampir tiba, berbagai persiapan hingga ritual keagamaan dilakukan. Ibadah puasa yang dilakukan orang muslim ini ternyata tidak hanya ada di dalam Agama Islam, akan tetapi turut pula diperintahkan oleh berbagai agama di dunia dengan tata cara dan pelaksanaan yang beraneka ragam pula. Kemiripan tradisi ibadah ini sangat penting untuk diperhatikan. Setidaknya, hal ini menunjukkan adanya tali persaudaraan antar satu umat dan umat agama lain. Tentu saja, ajaran yang serumpun ini juga memiliki potensi menimbulkan konflik jika setiap pemeluknya menafikan antar yang satu dan yang lainnya. Namun, hal tersebut dapat diatasi jika setiap kita, pandai untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian sebagai pondasi utamanya.
Selain kemiripan ajaran antar agama, alasan yang lain yang menjadikan ibadah puasa ini begitu unik adalah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Ibadah puasa tidak hanya sebatas menahan diri dari lapar dan dahaga, melainkan terdapat juga pendidikan moral dan etika di dalamnya. Orang yang berpuasa dianjurkan untuk sabar terutama ketika berhadapan dengan perbuatan merugikan yang dilakukan oleh orang lain. Etika seperti ini menjadikan puasa, dan bulan Ramadan sebagai ajang yang tepat untuk memupuk kerukunan. Di dalam Agama Buddha misalnya, setidaknya terdapat empat hikmah yang menjadikan puasa itu memiliki posisi istimewa dalam membentuk kepribadian manusia. Nilai-nilai tersebut yaitu sifat solidaritas sosial yang tinggi, mempunyai rasa empati, mempunyai rasa humanisme dan keharusan untuk bisa mengendalikan pikiran.
Setelah mengetahui hikmah yang begitu unik dari ibadah puasa ini, Indonesia dengan mayoritas masyarakat beragama islam, tentunya harus menjunjung tinggi kerukuran selama bulan Ramadan. Selain itu, nilai-nilai luhur yang telah dilatih selama satu bulan tersebut akan membuahkan perdamaian dan kemaslahatan bagi kehidupan masyarakat, terutama ketika Ramadan telah usai.
Selamat menyambut Ramadan 1444 H, semoga pesan-pesan perdamaian tumbuh subur di hati kita semua. [Roni/AJP]