Manajemen Diri versus Manajemen Waktu
Satu masalah penting yang memerlukan penjelasan adalah bagaimana manajemen waktu berhubungan dengan manajemen diri. Kedua konsep ini tidak sinonim, walaupun waktu adalah faktor penting dalam manajemen diri. Banyak orang beranggapan bahwa manajemen waktu hampir tidak berarti tanpa adanya manajemen diri. Faktanya, keduanya sama-sama penting. Sebuah buku terjemahan berjudul Hidup Teratur karya Adam Smith tahun 1983 pernah menerangkan tentang pentingnya menejemen diri dan menejemen waktu, mari kita simak poin isinya.
Manajemen Waktu
Manajemen waktu berorientasi pada jam. Sebagian besar sistem manajemen waktu mengukuhkan konsentrasi pada jam dengan mengharuskan kita membuat “catatan waktu” dan mengerjakan “analisis catatan waktu.”. Kita menghabiskan seluruh hari kita, seluruh minggu kita, seluruh bulan kita dengan mengacu pada jam dan kalender. Manajemen waktu yang dipertimbangkan dengan cara ini menimbulkan tekanan waktu yang tidak perlu dan merusak diri. Tekanan waktu kemudian menimbulkan stres, yang mengganggu keefektifan. Dan sayangnya, kita sering sekali tidak efisien, apalagi efektif.
Kita mengetahui apa pekerjaannya, dan kita mengetahui bagaimana mengerjakan semua yang diperlukan oleh pekerjaan kita itu. Namun, untuk menjadi efektif, kita harus belajar bagaimana mencapai tujuan dengan batas waktu yang sudah ditentukan dalam urutan prioritas. Untuk dapat mencapai tersebut, kita memerlukan manajemen diri terlebih dahulu.
Manajemen Diri
Fokus manajemen diri adalah pada tujuan, pada apa yang harus diselesaikan atau dicapai ataupun dijangkau. Dalam hal ini, saya akan mencoba memberikan contoh dengan nama Awahir. Awahir diharuskan untuk menyerahkan 4 buah tulisan pada pukul 9.00 pada rekannya. Awahir menyerahkan tulisan itu pada pukul 10.30. Memang, bagi beberapa sudut pandang ini bisa ditoleransi, tetapi dengan tidak menepati waktu, Awahir tidak menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan rekan Awahir tidak dapat pula menyelesaikan pekerjaannya secara efektif.
Awahir mengatur waktu dengan baik, tetapi hanya dalam pengertian bahwa waktunya direncanakan. Awahir harus menyelesaikan pekerjaan pada pukul 9.00. Tetapi kehidupan Awahir tidak teratur, dan Awahir gagal memenuhi batas waktu.
Cara lain untuk mengatakannya adalah Awahir mempunyai sasaran. Pertanyaannya yang utama, yang mungkin tidak pernah ia ajukan adalah, “Apa yang harus saya kerjakan untuk mencapai tujuan itu?”
Pertanyaan mengenai apa yang harus kita kerjakan untuk mencapai tujuan. Telah mengilustrasikan ancangan fundamental terhadap kehidupan. Manajemen diri dimulai dengan memutuskan apa yang kita inginkan dari kehidupan pada umumnya dan kerja pada khususnya. Untuk membuat keputus hidup teratur itu, kita harus menjawab dua perangkat pertanyaan penting.
Perangkat pertama akan membantu kita mengidentifikasi tugas kita yang rutin atau berulang. Tanggung jawab ini dapat kita jadwalkan di muka, memberi kita waktu untuk mengembangkan tujuan yang luar biasa atau kreatif di dalam kerja dan di dalam kehidupan kita.
Pertanyaannya adalah:
- Apa yang harus saya kerjakan setiap hari?
- Apa yang harus saya kerjakan secara berkala?
- Apa yang harus jarang saya kerjakan?
Perangkat pertanyaan kedua akan membantu kita menetapkan prioritas dan merencanakan menghadapi segala kemungkinan:
- Dari semua hal yang harus anda kerjakan, mana yang paling menyokong ke arah pencapaian tujuan saya?
- Apa hal-hal yang paling segera yang harus dilakukan, dan mengapa saya harus mengerjakannya lebih dahulu?
- Apa saja hal-hal yang menghalangi pencapaian tujuan saya, dan mengapa hal itu bisa terjadi?
- Apa yang dapat saya kerjakan untuk mencegah masalah menjadi krisis, (bagaimana saya dapat menjadi proaktif ketimbang reaktif?)
Terima kasih sudah membaca. (DIL/AJP)