Layout A (one post)

Creative Content Pantun

Pantun PAIS

Si Doni makan kue pais

Paisnya banyak di dalam rantang

Hidup bertetangga janganlah anarkis

Damai tentram hati senang

 

Kue pais isinya pisang dan tepung

Rasanya  manis sekali

Jika hidup suka sombong

Maka akan hancur sendiri (IAN/AJP)

Read More

Layout A1

Si Doni makan kue pais
Paisnya banyak di dalam rantang
Hidup bertetangga janganlah anarkis
Damai tentram hati senang
 
Kue pais isinya pisang dan tepung
Rasanya  manis sekali
Jika hidup suka sombong
Maka akan hancur sendiri (IAN/AJP)

Read More

KARYA : Bahriannor   Tiap pagi ia mulai membuka lembaran itu Kertas putih bercoretkan hitam Ia sampai berkerut Kadang-kadang diam sejenak.   Seperti pesan penting yang ia baca Rahasia yang tak boleh anginpun tau Kembali ia membaca pesan lainnya Kembali dahinya berkerut lagi...

Read More

Menari-nari di atas mimbar demokrasi, Mendongengkan kemerdekaan ini, melawan ilusi dengan harmonisasi, Mereka senang sekali, Hingga menjadi kiri,   Air matanya deras menyebar dalam kata, Atas ketidakadilan yang mereka rasa, Ketidakadilan yang memaksanya, bercumbu dengan kekerasan...

Read More

Layout A1 (slider)

Si Doni makan kue pais
Paisnya banyak di dalam rantang
Hidup bertetangga janganlah anarkis
Damai tentram hati senang
 
Kue pais isinya pisang dan tepung
Rasanya  manis sekali
Jika hidup suka sombong
Maka akan hancur sendiri (IAN/AJP)

Read More

KARYA : Bahriannor   Tiap pagi ia mulai membuka lembaran itu Kertas putih bercoretkan hitam Ia sampai berkerut Kadang-kadang diam sejenak.   Seperti pesan penting yang ia baca Rahasia yang tak boleh anginpun tau Kembali ia membaca pesan lainnya Kembali dahinya berkerut lagi...

Read More

Menari-nari di atas mimbar demokrasi, Mendongengkan kemerdekaan ini, melawan ilusi dengan harmonisasi, Mereka senang sekali, Hingga menjadi kiri,   Air matanya deras menyebar dalam kata, Atas ketidakadilan yang mereka rasa, Ketidakadilan yang memaksanya, bercumbu dengan kekerasan...

Read More

Layout A2

Creative Content Pantun

Pantun PAIS

Si Doni makan kue pais Paisnya banyak di dalam rantang Hidup bertetangga janganlah anarkis Damai tentram hati senang   Kue pais isinya pisang dan tepung Rasanya  manis sekali Jika hidup suka...

Read More

Layout A2 (combined with B)

Creative Content Pantun

Pantun PAIS

Si Doni makan kue pais Paisnya banyak di dalam rantang Hidup bertetangga janganlah anarkis Damai tentram hati senang   Kue pais isinya pisang dan tepung Rasanya  manis sekali Jika hidup suka...

Read More

Layout A3

Si Doni makan kue pais
Paisnya banyak di dalam rantang
Hidup bertetangga janganlah anarkis
Damai tentram hati senang
 
Kue pais isinya pisang dan tepung
Rasanya  manis sekali
Jika hidup suka sombong
Maka akan hancur sendiri (IAN/AJP)

Read More

KARYA : Bahriannor   Tiap pagi ia mulai membuka lembaran itu Kertas putih bercoretkan hitam Ia sampai berkerut Kadang-kadang diam sejenak.   Seperti pesan penting yang ia baca Rahasia yang tak boleh anginpun tau Kembali ia membaca pesan...

Read More

Layout A (with pagination)

Creative Content Pantun

Pantun PAIS

Si Doni makan kue pais

Paisnya banyak di dalam rantang

Hidup bertetangga janganlah anarkis

Damai tentram hati senang

 

Kue pais isinya pisang dan tepung

Rasanya  manis sekali

Jika hidup suka sombong

Maka akan hancur sendiri (IAN/AJP)

Read More
Creative Content Puisi

Sang pembaca.

KARYA : Bahriannor

 

Tiap pagi ia mulai membuka lembaran itu

Kertas putih bercoretkan hitam

Ia sampai berkerut

Kadang-kadang diam sejenak.

 

Seperti pesan penting yang ia baca

Rahasia yang tak boleh anginpun tau

Kembali ia membaca pesan lainnya

Kembali dahinya berkerut lagi. (IAN/AJP)

Read More
Creative Content Puisi

Duka di Bawah Langit Diplomasi

Menari-nari di atas mimbar demokrasi,

Mendongengkan kemerdekaan ini,

melawan ilusi dengan harmonisasi,

Mereka senang sekali,

Hingga menjadi kiri,

 

Air matanya deras menyebar dalam kata,

Atas ketidakadilan yang mereka rasa,

Ketidakadilan yang memaksanya,

bercumbu dengan kekerasan negara,

Rupanya bahagia menjelma duka.

 

Duka atas pengakuan,

Duka atas cinta yang tak terbalaskan,

Duka atas cemoohan kekalahan.

 

Dan ternyata bukan Kemerdekaan,

apa lagi kemenangan,

Ia hadir bukan karena pengakuan

yang terus dirawat oleh sejarawan.

 

Kemerdekaan itu kini tinggal pengakuan,

Di balik euforia perayaan

terdengar jeritan,

Di bawah atap dunia anak Kuliahan,

yang di bungkam oleh kekerasan.

 

Dan untuk kesekian kalinya kita kembali,

berdesakan merayakan ilusi,

pengakuan atas resolusi yang usang ini. (NH/IAN)

Read More
Opinion

Peran Keluarga bagi Remaja

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahaun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.246 Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari anak menuju masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik maupun mental. Sehingga dapat dikelompokkan remaja terbagi dalam tahapan berikut ini.

Masa remaja dikenal sebagai puncak emosionalitas (perkembangan emosi yang tinggi). Dalam tahap emosionalitas, remaja hendaknya kuat secara jasmani (tidak sakit-sakitan dan lemah) dan jugakuat secara mental. Sebab akal sehat berhubugan dengan perkembangan emosi yang dialai remaja. (sumber kompasiana). Secara psikologi, kenakalan remaja wujud daripada konflik yang tidak diselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak, sehingga fase remaja gagal dalam menjalani proses perkembangan jiwanya. Bisa juga terjadi masa kanakkanak dan remaja berlangsung begitu singkat berbanding perkembangan fisikal, psikologi dan emosi yang begitu cepat. Pengalaman pada masa anak-anak atau pada masa lampaunya yang menimbulkan traumatik seperti dikasari atau yang lainnya dapat menimbulkan gangguan pada fase pertumbuhannya. Begitu juga, mereka ada tekanan dengan lingkungan atau status sosial ekonomi lemah yang dapat menimbulkan perasaan minder. Hal itu dikarenakan remaja belum stabil dalam mengelola emosinya. Dalam masa peralihan remaja dihadapkan pada masalah-masalah penguasaan diri atau kontrol diri.

Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Diakui atau tidak saat ini terjadi krisis nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling berharga, yaitu anak-anak.  Hubungan anak dengan orang tuanya, mempunyai pengaruh dalam perkembangan si anak. Si anak yang merasakan adanya hubungan hangat dengan orang tuanya, merasa bahwa ia disayangi dan dilindungi serta mendapat perlakuan yang baik, biasanya akan mudah menerima dan mengikuti kebiasaan orang tuanya dan cenderung ke arah yang positif. (NH/IAN)

Sumber : E-ISSN: 2715-2634 (Efrianus Ruli)

Read More
Kearifan Lokal

— ARUH ADAT (BAHARIN) —

Aruh Baharin adalah upacara adat yang digelar oleh masyarakat Suku Dayak Dusun Halong yang berdomisili di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia, setelah musim panen padi ladang (pahumaan) usai dan wujud syukur serta merayakan hasil panen yang berhasil. Pesta berlangsung selama tujuh hari terasa sakral karena para balian (tokoh Adat) setiap malam menggelar prosesi ritual pemanggilan roh leluhur untuk ikut hadir dalam pesta tersebut dan menikmati sesaji yang dipersembahkan .

Upacara ini melibatkan Balian (tokoh adat) yang memimpin upacara ritual, keluarga yang mengadakan pesta syukuran dan hampir semua warga Dayak setempat, bahkan warga dari beberapa kampung lainnya, hadir mengikuti ritual adat tua yang masih dilestarikan dan dipertahankan di kecamatan yang terletak sekitar 250 kilometer utara Banjarmasin, ibu kota Kalimantan Selatan. Mereka larut menyaksikan para balian itu saat bamama . Prosesi berlangsung pada empat tempat pemujaan di balai yang dibangun sekitar 10 meter x 10 meter.

Prosesi puncak dari ritual ini terjadi pada malam ketiga hingga keenam di mana para balian melakukan proses batandik (menari) mengelilingi tempat pemujaan. Para balian seperti kerasukan saat batandik terus berlangsung hingga larut malam dengan diiringi bunyi gamelan dan gong. . Sebelum prosesi itu berlangsung, ibu-ibu dan remaja wanita yang secara khas mengenakan tapih bahalai (kain batik) terlihat sibuk membersihkan beras, membuat ketupat, memasak sayur, serta memasak lemang yang menjadi pemandangan awal kesibukan mempersiapkan ritual ini. Sementara para lelaki terlihat mengenakan senjata parang dan mandau di pinggang. Mereka bukan hendak berperang, tetapi itu harus dikenakan saat mereka mempersiapkan janur pemujaan, mengangkut kayu bakar, dan memasak nasi. Kesibukan memasak ini berlangsung setiap hari selama ritual berlangsung. . Sedangkan kegiatan proses Aruh Baharin, disiapkan oleh balian (tokoh adat)Bagi masyarakat Dayak, ritual ini adalah ungkapan syukur dan harapan agar musim tanam berikut panen padi berhasil baik. (NH/IAN)

Read More