free page hit counter

KENALI BENTUK TOXIC SELAMA PANDEMI

OPINI – Sepanjang pandemi ini kita banyak sekali menemui berbagai isu, konspirasi hingga hoax yang polanya selalu menyudutkan pihak tertentu baik secara terang-terangan maupun secara tidak langsung.

Sadar atau tidak, keikutsertaan kita dalam memihak pada informasi yang tidak diketahui kebenarannya menjadikan diri kita toxic selama pandemi. Apalagi jika sampai sobat damai sekalian turut baper lalu menyebarkan dan membangun opini lanjutan di media sosial sobat damai. Ish ish ish….

Sama seperti namanya, “toxic” yang merupakan bahasa Inggris yang berarti “racun”, merupakan zat yang dapat merusak tubuh atau apapun. Kalau diibaratkan dalam konteks kita kali ini, ya sobat damai sekalian sudah merusak keoptimisan kita semua di masa pandemi.

Menjadi pribadi toxic apalagi di masa pandemi kayak gini tuh gak banget, gais. Bukan hanya menyulitkan diri sendiri namun juga menyulitkan orang lain.

Apasaja sih bentuk toxic selama pandemi ini versi Duta Damai? Mari kita cek!

  1. Berpendapat Tanpa Riset

Banyak hal yang bisa diangkat dalam masa pandemi ini. Baik itu kesehatan, sosial, budaya, hukum maupun ekonomi. Sebagai pengguna media sosial, berpendapat memang hak para sobat damai dan hal tersebut sudah dijamin konstitusi. Namun bukan berarti di masa seperti ini sobat damai dengan bebas memberikan pendapat, karena alih-alih memberikan informasi sobat damai malah bisa menjadi sumber hoax dan kosnpirasi. Karenanya sobat damai butuh riset dan informasi yang lebih banyak lagi dari sumber-sumber kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 

  1. Share tanpa Saring

Senang dong kalau dapat informasi di media sosial? Apalagi kalau kita menjadi orang pertama yang mengetahuinya. Namun, apakah sobat damai tidak penasaran apakah informasi yang diberikan tersebut benar adanya atau hanya sekedar ada benarnya? Alias bacaan yang disajikan bernilai subjektif. Sobat damai wajib berhati-hati ya.

 

  1. Baper dalam segala isu

Ada kondisi dimana terkadang kita merasa jenuh, kecewa atau penuh tanya. Di waktu bersamaan kita membaca artikel yang situasinya sangat pas dan menjawab kondisi kita saat itu. Hm, sadar atau tidak, tanpa jiwa selektif sobat damai dapat menjadi toxic diri sobat sendiri. Sekarang kita memasuki zaman di mana hoax bukan lagi sekedar narasi subjektif. Dalam beberapa hoax yang tersebar, juga terdapat hoax yang narasinya seakan-akan menunjukkan sebuah kebenaran. Disertai sumber, lokasi, waktu kejadian, kronlogi bahkan nama yang seakan‘dapat ditanyai pertanggung jawaban’. Tenang sobat damai! Jangan baper dengan cepat. Kendalikan diri dan emosi. Jangan sampai kita dipermainkan oleh informasi yang dikemas rapi. Tetap tingkatkan jiwa selektif sobat damai.

 

  1. Mencari Pembelaan dan Keras Kepala

Kebenaran hanya milik Tuhan Semesta Alam, bukan. Hehe.. Maksudnya, kita sebagai manusia tentu tidak luput dari salah dan kekeliruan. Berpendapat boleh, tapi jangan sampai anti kritik dan keras kepala. Ingat! Tujuan utama kita adalah mencari informasi dan mencerdaskan bangsa. Kalau kita bersikap keras kepala dan mencari-cari pembelaan, lantas siapa yang akan membenarkan informasi kita jika ternyata ada kekeliruan? Bukannya mencerdaskan, kita malah menyesatkan atau bahkan bisa memicu perpecahan, bukan. Semoga sobat damai bukan termasuk penggiat informasi dengan sikap seperti ini yah.

 

Nah, itu tadi bentuk toxic selama pandemi yang dapat mengintai sobat damai. Selalu utamakan saring sebelum sharing yah. Tetap berfikiran terbuka dan optimis pandemi ini akan berakhir. Sehat selalu! (NOV)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *