Kapuhunan: Istilah Banjar Yang Sudah Ada Sejak Dahulu
Kapuhunan.
Mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyakarat banjar dengan istilah tersebut. Tak hanya masyarakat banjar, belakangan ini istilah kepuhunan juga sudah di ketahui oleh masyarakat luar banjar melalui berbagai sosial media.
Lalu, apa itu kepuhunan?
Berdasarkan istilah kata kepuhunan berasal dari “puhun” yang berarti pohon. Munurut Prof. Abdul Djebar Hapip kepuhunan berarti celaka; dapat bencana karena telah menolak tawaran orang lain.
Berdasarkan hal itu, kapuhunan merupakan sebuah istilah yang menggambarkan kesialan atau bencana yang akan terjadi apabila kita menolak suatu tawaran yang telah ditawarkan orang lain kepada kita. Sebagai contoh, nenek menyuruh kamu untuk meminum susu yang sudah ia siapkan sebelum pergi keluar, namun karena kamu merasa waktu untuk bekerja sudah mepet, maka kamu tidak meminumnya. Nah, karena kamu ‘’percaya” dengan adanya kepuhunan maka bisa saja di jalan ataupun di tempat kerja akan mendapatkan suatu musibah seperti terjatuh, terpeleset, dan lainnya.
Istilah kepuhunan diyakini telah ada sejak zaman nenek moyang yaitu pada saat masih percaya kepada dinamisme atau percaya pada suatu benda. Hal ini dikarenakan, kepuhunan merupakan sebuah kata dalam pelaksanaannya memiliki sebuah kekuatan yang dapat berakibat kepada manusia itu sendiri. Meskipun masyarakat banjar sendiri sekarang sudah memeluk agama, namun istilah kepuhunan sendiri sudah menjadi kebiasaan yang menjadi budaya banjar itu sendiri.
Namun, dibalik mitos tersebut mempunyai nilai kehidupan yang bermakna yakni apabila kita telah mengingkan sesuatu yang sudah ada didepan kita maka kita harus segera melakukannya, jangan sampai menunda karena akan membuat kita terus memikirkannya, dan mengakibatkan tidak fokus, yang akan berdampak pada aktivitas kehidupan. (AJP/IAN)