Kampung Purun
Apakah kalian pernah mendengar kata “Purun”? Mungkin jika kalian belum mengenal Kalimantan Selatan, kata itu akan sedikit asing terdengar berbeda halnya dengan masyarakat asli daerah. Kata itu justru identik dengan merajut harapan karena semakin banyak purun yang dianyam, maka semakin besar pula keuntungan yang didapat. Purun sendiri merupakan jenis tumbuhan rumput yang hidup liar di daerah rawa atau dekat dengan air. Purun juga disebut sebagai tumbuhan sejenis pandan karena tempat hidupnya yang sama. Akan tetapi, memiliki nilai guna yang berbeda. Jika pandan berperan penting dalam makanan serta minuman, purun justru berperan dalam nilai seni dan juga memberikan dampak positif untuk kelestarian lahan gambut. Tak ada yang menyangka memang, tanaman endemik ekosistem rawa ini ternyata begitu berharga ketika berada di tangan pengrajin Kalimantan Selatan bahkan memiliki brand tersendiri di pasar internasional.
Seni mengayam purun sebenarnya bisa ditemukan di beberapa kabupaten seperti Kandangan, Amuntai, dan lainnya, termasuk Banjarbaru khususnya di Kawasan Kampung Purun di kelurahan Palam kecamatan Cempaka. Kawasan kampung ini tepatnya berada pada daerah rawa yang banyak ditumbuhi tanaman purun sebagai salah satu sumber mata pencaharian masyarakat di sana selain bertani. Hal itulah membuat pemerintah kota Banjarbaru akhirnya mencanangkan kampung tersebut menjadi Kampung Purun sejak Maret 2016 lalu dan diresmikan 3 tahun kemudian, tepatnya 11 Desember 2019 oleh Walikota Banjarbaru bersama Sandiaga Uno. Kampung Purun ini seolah sudah disiapkan dari zaman nenek moyang mereka karena sebagian warganya memiliki keahlian yang luar biasa dalam menganyam sebagai wujud pemanfaatan potensi purun yang berlimpah. Tapi dulu produk olahan mereka hanya terbatas pada tikar dan bakul saja, sehingga nilai jualnya masih terbatas dan rendah.
Akan tetapi, ketika Kampung Purun ini berada dibawah pengelolaan ibu Vivi Zubedi, yang merupakan istri Walikota Banjarbaru sekarang, produk olahan mereka menjadi beragam mulai dari dompet, topi, tempat botol, tas, map, tempat pot, dan lainnya. Dan hasil tersebut juga beliau kombinasikan dengan kerajinan sulam pita tangan, jadilah hasil karya yang mencengangkan dunia. Kini purun mulai mendunia namun tetap dengan harga yang ramah di kantong konsumen.
Kampung Purun juga merupakan kawasan wisata kampung tematik yang diunggulkan karena selain sebagai tempat wisata, mereka juga menawarkan edukasi, yaitu pelatihan pembuatan tas purun bagi penggiat seni ataupun wisatawan yang berkunjung. Dan tak perlu khawatir jika merasa lapar saat proses wisata karena Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Arifin pada Senin, 26 Desember 2022 lalu tengah meresmikan Wisata Kuliner Kampung Purun. Konsep yang digagas beliau dari peresmian itu adalah sebuah kampung wisata yang memiliki tempat galeri UMKM, wisata kuliner, dan ada hiburannya juga. Dan hal itu terwujud, karena Kampung Purun kini bukan hanya tempat showroom bagi para pengrajin purun, melainkan juga dilengkapi dengan wisata kuliner khas Kalimantan Selatan dari makanan hingga kue tradisionalnya yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, untuk hiburannya juga ada sarana prasarana seperti kolam untuk memancing. Pak Aditya berharap Kampung Purun semakin dikembangkan sebagai langkah awal dalam menyejahterakan masyarakatnya sendiri terutama. (ZR/IAN)