Kampung Pelangi
Kampung Pelangi bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita karena nama ini tengah hits khusunya di kota Semarang. Kampung yang awalnya kumuh dan tak tertata itu telah disulap oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi sebagai inisitornya. Beliau merenovasi seluruh bagian dekat kampung agar lebih tertata lalu kemudian mengecatnya bahkan ada yang dilukis. Ide kreatif itu rupanya juga diadopsi oleh masyarakat kota Banjarbaru dalam menata kawasan kelurahan Guntung Paikat. Sebelumnya kawasan yang dilalui sungai Kemuning itu tidak terawat atau kumuh, namun sejak tahun 2010/2011 direvitalisasi dan dilakukan penyaringan hingga menjadi kawasan yang bersih. Proses revitalisasi tidak berhenti sampai disitu, ada proses lanjutan, yaitu normalisasi sungan dan pada tahun 2015/2016, mulai dibangun jalur untuk para pejalan kaki sekaligus kawasan jogging track di tepian bantaran sungai Kemuning. Pembangunan ternyata belum berhenti karena untuk jalan sekitar sungai memang sudah baik tetapi, tatanan pemukinan warga yang jumlahnya mencapai 200 rumah itu masih terlihat kumuh dan tak tertata sama sekali. Kemudian pada awal 2017, mulailah muncul ide dari masyarakat setempat untuk membuat rumah mereka berwarna-warni seperti Kampung Pelangi di Semarang yang tengah trend saat itu.
Awalnya, hanya 4 rumah yang dicat warna-warni, kini sudah lebih 200 rumah yang dicat. Lokasi pengecatan ini terpusat di kawasan bantaran sungai Kemuning saja, yaitu wilayah RT 1 hingga RT 5. Pengecatan rumah yang belum selesai dengan cepat itu karena adanya beberapa kendala yang dihadapi seperti kondisi bangunan yang tak memungkinkan untuk untuk dicat karena konstruksi kayunya keropos dan beberapa rumah belum mendapatkan izin dari pemiliknya untuk dilakukan pengecatan karena sebagian rumah ada yang disewakan. Meski begitu, pemerintah mencanangkan bahwa pekerjaan pengecatan harus rampung diakhir tahun 2017. Dan tepat pada 21 Februari 2019, Kampung Pelangi akhirnya diresmikan oleh almarhum Nadjmi Adhani. Kampung yang tadinya merupakan pemukiman kumuh, kini berubah 180 derajat menjadi kampung yang memiliki banyak potensi andalan, mulai dari Kawasan Ruang Terbuka, pengembangan kuliner, hingga wisata kampung.
Kampung Pelangi yang berlokasi di jalan Kemuning Ujung, RT.03/RW.01, guntung paikat ini menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan khusunya bagi para penggemar fotografi karena mata mereka akan dimanjakan oleh berbagai lukisan kreatif yang menghiasi rumah-rumah warga. Pada pintu masuk, para wisatawan sudah disambut oleh pintu gerbang megah dengan hiasan yang menarik. Kemudian beberapa langkah dari pintu masuk, berdiri gapura dan tugu penunjuk arah yang mencantumkan area dan jaraknya serta pada samping kiri dan kanan, mat akita akan dimanjakan oleh pedestrian yang tergelar di tepi Sungai Kemuning di samping jogging track. Ada hal yang menjadi ciri khas Kampung Pelangi di kota Banjarbaru ini jika dibandingkan dengan Kampung Pelangi di Semarang, yakni tiket masuknya gratis tanpa dipungut biaya ataupun secara sukarela seperti Kampung Pelangi di Semarang. Sehingga pengunjung bebas memasuki Kampung Pelangi di kota Banjarbaru kapanpun tanpa batasan.
Beberapa fasilitas yang disediakan Kampung Pelangi untuk para pengunjung seperti tempat bersantai keluarga yang difasilitasi dengan gazebo, taman bermain anak, bangku taman, serta suara sayup-sayup gemericik sungai yang berubah menjani alunan musik alami yang nyaman di telinga. Mata pengunjung juga disuguhi oleh pemandangan yang menarik oleh lukisan ornamen Banjar, kubisme, pemandangan, binatang, wayang, abstrak, dan tema budaya lainnya pada dinding rumah warga. Tak jarang para pengunjung menjadikannya spot untuk berselfi ria atau hanya sekedar memotret muralnya saja sebagai penanda bahwa telah mengunjungi Kampung Pelangi di kota Banjarbaru.
Fasilitas lainnya adalah disediakannya area fitness outdoor. Mulai dari jogging track hingga peralatan fitness versi sederhana seperti sepeda statis, pec deck fly, dan lainnya yang ditata rapi diruang terbuka serta dicat dengan warna cerah (merah dan kuning) agar terkesan ceria. Peralatan ini dibangun di tengah taman dan permanen di lantainya. Fasilitas kebugaran ini tentu menarik perhatian dari berbagai kalangan usia untuk memanfaatkannya. Kemudian bagi pengunjung yang gemar berjalan kaki, Menara Pandang 33 harus dijadikan sebagai destinasi. Sekitar 1,5 km dari pintu masuk Kampung Pelangi, terdapat sebuah menara yang berbentuk piramida dengan ketinggian mencapai 18 meter. Menara ini sungguh unik selain karena berdiri di antara dua sisi siring Sungai Kemuning, Menara ini juga ducat warna -warni yang senada dengan kampungnya. Menara yang tersusun atas lima lantai yang semakin menyempit tiap betambah lantai ini juga bisa dikunjungi sehingga para wisatawan dapat melihat pemandangan Sungai Kemuning dan Kampung Pelangi dari atas. Dan untuk para wisatawan yang ingin berkunjung malam hari juga tak perlu khawatir karena keindahan Kampung Pelangi masih bisa dinikmati. Pada malam hari, Kampung Pelangi dihiasi lampu-lampu bundar yang digantung untuk menerangi dan membangkitkan suasana hati para pengunjung.
Perlu diketahui, Kampung Pelangi tak hanya menyuguhkan keindahan-keindahan yang mengandung nilai seni saja melainkan juga menawarkan nilai edukasinya, yakni adanya taman baca yang bisa dikunjungi oleh penggemar buku. Sehingga bukan hanya mata mereka saja yang dimanjakan melainkan otak mereka juga mendapatkan asupan pengetahuan. Dan ketika perut pengunjung mulai lapar, mereka tak perlu khawatir karena pada 23 Oktober 2021, Walikota Aditya Mufti Arifin secara langsung meresmikan kawasan kuliner yang menjual berbagai macam aneka makanan khas daerah dengan keunikannya. Hadirnya kawasan kuliner ini tentu saja menambah jumlah pengunjung yang berkunjung ke Kampung Pelangi. Jika di awal-awal hadirnya Kampung Pelangi para wisatawan dating hanya untuk foto-foto, membaca, olahraga, dan refreshing saja, kini mereka bisa sekaligus menikmati beragam kulinernya yang bernuansa pelangi. Mulai dari rempeyek pelangi hingga kue pelangi (apem berisi pisang). Kampung Pelangi yang juga dilengkapi lahan parkir yang luas ini selain jadi momentum kebangkitan UMKM, juga menjadi kawasan pemberdayaan potensi ekonomi masyarakatnya untuk mencapai kemandirian, jadi tidak salah jika saya menamai Kampung Pelangi ini sebagai objek wisata yang penuh warna karena selain kawasan pemukimannya yang warna-warni, fasilitas yang ditawarkannya pun sangat beragam. (ZR/IAN)