Kampung Pejabat
Ketika mendengar kata “Kampung Pejabat” tentu saja yang ada dibenak kalian adalah identik dengan jabatan, kemewahan, dan jauh dari pemukiman warga atau masyarakat biasa. Pemikiran tersebut ada benarnya, ada juga salahnya. Karena Kampung Pejabat yang satu ini berbeda dari yang lain. Kampung Pejabat ini justru sebaliknya, berisi orang-orang yang pekerjaannya jauh dari kata jabatan dan kemewahan melainkan lebih kewirausahaan dan kekeluargaan.
Kampung Pejabat merupakan salah satu kampung baru yang merupakan bagian dari kampung tematik. Kampung ini termasuk yang paling hits di Banjarbaru diantara kampung tematik lainnya. Mengapa? Selain namanya yang unik dan berkebalikan dengan perspektif orang banyak, berbagai ikon-ikon unik yang ditawarkan kampung ini kerap menjadi daya tarik tersendiri untuk orang berwisata sekaligus edukasi ke sana.
Kampung Pejabat sendiri adalah singkatan dari Kampung Pengolah Jamu Loktabat. Saya yakin nama tersebut tak terbayangkan sedikit pun dibenak kalian. Bagaimana mungkin kata pejabat yang identik dengan perkampungan elit ternyata beralih fungsi menjadi perkampungan yang berisi para penjual jamu. Tapi kalian tak perlu bingung karena itulah kenyataannya.
Kampung yang berlokasi di jalan RO Ulin, gang Baru kelurahan Loktabat Selatan kecamatan Banjarbaru Selatan ini diresmikan oleh almarhum Walikota Nadjmi Adhani pada tanggal 31 Maret 2017. Singkat cerita kampung ini terbentuk bermula dari banyaknya warga sekitar yang pekerjaannya sebagai penjual jamu. Bahkan Ketua RTnya sendiri berjualan sudah sangat lama, yaitu pada tahun 1979 hingga saat ini. Hal tersebut membuat Tarmuji, Ketua RT bersama dengan warganya bermusyawarah untuk menamakan kampung mereka sebagai Kampung Pejabat dan bersama-sama membangun kampung tersebut sebagai wujud dukungan atas program Walikota Banjarbaru.
Kampung Pejabat ini ternyata bukan hanya menawarkan berbagai jamu ramuan khas Kalimantan Selatan yang dikemas dengan sangat sederhana namun ada yang lebih menarik lagi, yakni jamu tersebut mereka jual bukan seperti penjual jamu kebanyakan yang menggunakan bakul ataupun meja melainkan melalui sebuah café, yang disebut “Cafe Jamu”. Cafe yang biasanya menjual makanan berkelas kini berubah menjadi tempat yang menjual minuman tradisional dengan kemasan menarik tentunya, mulai dari jamu cair biasa yang menggunakan gelas, kemasan botol, hingga dalam bentuk bubuk. Cafe Jamu ini berdiri 3 bulan kemudian setelah kampung pejabat ini diresmikan.
Semenjak Cafe Jamu ini hadir, perkembangan kampung pejabat menjadi sangat pesat karena banyaknya spot-spot wisata yang ditawarkan. Mulai dari lingkungan kampung yang ditata atau didesain semenarik dan seunik mungkin, dengan dekorasi gerbang dan jalan masuk yang dihiasi aneka paying serta berbagai tanaman hias. Bukan hanya itu saja, dinding beton di jalan masuk juga diperindah dengan berbagai aneka lukisan atau mural sehingga setiap sudutnya dapat menjadi spot foto yang indah dan instagramable terutama bagi pengguna instagram yang secara tidak langsung dapat mempromosikan tempat tersebut sebagi destinasi wisata yang estetik.
Selain itu, di sana juga memberikan edukasi bagaimana membuat jamu secara tradisional mulai dari proses memilih bahan empon-empon (rempah-rempah), hingga mengolahnya menjadi jamu yang juga merupakan obat tradisional di Indonesia. Kampung Pejabat yang hingga kini selalu asri dan terawatt diharapkan bisa menjadi kawasan Traditional Health Tourism, yang mana ketika masyarakat berkunjung ke tempat tersebut, mereka tak hanya sekedar melakukan wisata melainkan juga bisa merasakan minuman sehatnya jamu olahan dari warga Banjarbaru. (ZR/IAN)