free page hit counter

JARIMU SANGKAR EMASMU

Zaman semakin maju dan berkembang kearah yang semakin canggih, hanya dengan duduk ditempat sudah mampu mendatangkan banyak belanjaan sampai kerumah, hanya dengan duduk ditempat sudah memiliki puluhan ribu teman yang ada diberbagai belahan dunia, bahkan hanya dengan ujung jari sudah mampu menentukan masa depanmu. Katanya jarimu adalah jeruji besimu namun bagiku jarimu sangkar emasmu.

“Mengapa?” Tanyaku terhadap seseorang yang masih berada didepan sana.

“Jika berkata jarimu adalah jeruji besimu maka kamu akan sangat berhati-hati dalam menggunakan jarimu untuk memberikan komentar ataupun sebagainya melalui media social bahkan kamu akan membatasi penggunaannya,” jawabnya.

“Ya, kamu benar. Semenjak mendengar kalimat itu sekarang ini aku sangat takut untuk berkomentar di media social.” Jawabku.

“Maka dari itu kalimatnya kita ganti menjadi jarimu sangkar emasmu,” jawabnya semari tersenyum kemudian kembali fokus terhadap pekerjaannya.

“Mengapa?” tanyaku lagi. Sungguh, sepertinya aku sangat cerewet kali ini karena terlalu banyak bertanya.

“Karena jika jarimu jeruji besimu adalah cara untuk membatasi orang memberikan komentar ataupun postingan buruk yang berdampak pada ketidaknyamanan untuk khalayak ramai. Namun, jika jarimu sangkar emasmu adalah untuk memberikan dorongan kepada orang agar berani memberikan balasan postingan buruk menjadi positif dan meluruskan kesalahpahaman dimedia social dan tetap pada batasannya dengan bahasa yang tidak menyinggung. Selain memberikan dampak positif dan memberikan keberanian tapi juga membrikan batasan kepada diri kita sendiri agar bertindak sesuai dengna batasan,” jawabnya panjang membuatku menguap beberapa kali karena bosan.

“Sepertinya setelah ini kamu harus membuat postingan atau komentar positif mengenai pembelajaran hari ini,” ucapnya santai namun membuat kantukku hilang.

“HAH?!!!” kagetku dari alunan syahdu angina yang membuat kantuk menyerang.

Aku berlari mengejarnya meminta penjelasan kembali namun ia sudah menghilang dari pandanganku.

Oh, baiklah. Aku membuka media sosialku yaitu instagram dan membuat instastory sebuah kalimat berupa “jarimu jeruji besimu dan jarimu sangkar emasmu” kemudian berjalan keluar kelas karena jam pulang sudah lebih satu jam yang lalu.

Siapapun ia, siapapun mereka, sekecil apapun kata yang ia buat namun bersifat positif, walaupun hari ini hanya ada satu orang yang membacanya namun dari satu orang itulah perdamaian dunia tercipta. Dari satu orang yang berani menyebarkan perdamaian maka akan terdapat beribu orang baik yang akan menjadi penggemarnya suatu hari nanti. (Zu/IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *