Indikator Dalam Moderasi Beragama
Menurut Prof. Dr H. Amien Suyitno, M.Ag. Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI ada 4 indikator dalam moderasi beragama.
- Anti Kekerasan
Setiap persolan tidak boleh diselesaikan dengan kekerasan.
Belakangan ini banyak orang yang meyakini bahwa agamanya adalah kebenaran tunggal, yang kemudian memaksa kebenaran tunggal itu dengan kekerasan, bisa kekerasan fisik dan non fisik. Kekerasan fisik lebih mudah dilihat dan lebih mudah didetiksi. Sedangkan, kekerasan non fisik susah untuk di hadapai seperti ujaran kebencian, cenderung membuat berita prasangka, penghinaan, bullying. Inilah musuh bersama yang harus ditentang.
- Komitmen Kebangsaan
Orang bergama tidak boleh memusuhi negaranya. Dia harus setia pada negaranya dan taat pada agamanya.
Yang harus di buat adalah mencintai bangsanya sendiri. Jangan sampai dia yang lahir, dibesarkan dan bahkan meninggal disini, tapi malah kemudian melecehkan, menghina, membanding bandingkan bangsanya sendiri dengan bangsa lain. “rumput tetangga terlihat lebih hijau, padahal belum tentu tetangga punya rumput.” Kita harus kedepankan komitmen kebangsaan, contoh menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui lagu-lagu kebangsaan dan tanah air.
- Toleran
Bersedia menghormati dan menghargai orang lain.
Negara kita prural dalam banyak hal, keberagaman Indonesia luar biasa, ada 5 agama. Hal buruk mungkin saja terjadi jika toleransi beragama tidak dikedepankan. Hidup bisa toleran jika dimulai dari mengenal (taaruf), toleransi (tasamuh) dan saling mencintai (tahabbu).
- Ramah Terhadap Budaya Lokal
Kekayaan bangsa ditopang oleh keragaman budaya, tradisional, adat istiadat masyarakat.
Kita harus ramah terhadap budaya lokal, karena Indonesia kaya budaya lokal, suku dan adat istiadat. Selain itu, budaya lokal juga aset bangsa. Budaya lokal adalah ciri bangsa ini yang lahir dari sekian banyak keberagaman. Sehingga budaya lokal harus dijaga sebagai aset negara ini. (DIL/AJP)