“HATI-HATI JUKUNG BAHAYA”?
OPINI – Membaca headline ini pasti dari kalian berfikir negatif. Eits! Jangan salah dulu, bahaya yang dimaksud adalah bahaya apabila tidak dimaksimalkan.
Jukung merupakan penyebutan untuk perahu kecil di Kalimantan Selatan. Sedangkan aktivitasnya disebut dengan bajukungan. Bajukungan ini merupakan suatu kebiasaan masyarakat banjar, bajukungan merupakan budaya lokal pada masyarakat Banjar Kalimantan Selatan, guna mengembangkan nilai-nilai budaya lokal Banjar.
Seperti yang kita tau, bajukungan ini merupakan kebiasaan dari masyarakat Banjar. Pada zaman dulu jukung merupakan transformasi utama bagi masyarkat Banjar, karna Banjar sudah terkenal dengan sebutan daerah yang memiliki seribu sungai.
Pada saat sekarang ini, bajukungan dimanfaatkan sebagai penghasilan ekonomi berupa jual beli atau biasa disebut dengan tukar-jual, sehingga dapat bermanfaat sebagai ladang penghasil ekonomi.
Bajukungan biasanya berada pada pasar terapung atau pasar tradisional Banjar Kalimantan Selatan. Dalam hal ini kearifan lokalnya sangat sarat akan budaya Banjar itu sendiri, karna masyarakat Banjar terkenal dengan kebiasaannya yang begitu mudah senyum dan memiliki hormat yang tinggi terhadap orang lain, yang dikenal dengan sebutan “inggih pun”.
Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hal yang biasa, namun berbeda dengan masyarakat Banjar, mereka menjunjung tinggi akan kehormatan kepada kalangan yang lebih tua, namun bukan hanya terhadap orang tua namun juga terhadap teman.
Berkaca dalam hal ini tentunya dapat kita lihat jika kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat banjar merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk memperkuat rasa toleransi guna menciptakan perdamaian. (AUL/NOV)