Hasan Basry : Bapak Gerilya Kalimantan di Medan Perang
Nama Hasan Basry sudah tidak asing bagi masyarakat Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan. Hasan Basry adalah salah satu tokoh pahlawan nasional yang berdarah Banjar kelahiran Kandangan, 17 Juni 1923. Beliau gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan Belanda pada masa itu. Semangat perjuangan dan nasionalisme yang dimilikinya berhasil membuat beberapa torehan sejarah yang diukir di Kalimantan.
Hasan Basry sebagai salah satu tombak perjuangan Indonesia dengan mengumpulkan kekuatan militer yang dimiliki oleh Kalimantan Selatan dengan mendirikan Batalyon ALRI Divisi IV. Meskipun perjuangan ini mengalami gejolak dan hampir terhenti karena pada Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947) yang menyebutkan bahwa secara de facto wilayah Indonesia hanyalah Jawa, Sumatera, dan Madura. Hal ini menimbulkan penolakan dari Hasan Basry dan tetap gigih berjuaang melawan penjajahan. Meskipun proklamasi kemerdekaan Indonesia sudah digaungkan namun beberapa wilayah Indonesia masih terbelenggu pedihnya penjajahan.
Tanggal 17 Mei 1949 menjadi hari bersejarah karena Hasan Basry berhasil membuat Belanda bertekuk lutut dan Kalimantan Selatan sudah terbebas dari penjajahan. Saat suasana politik Indonesia yang cukup memanas karena adanya Partai Komunis Indonesia (PKI), Hasan Basry melakukan aksi yang cukup berani dengan mengeluarkan surat pembekuan PKI dan ormasnya.
Pada peringatan Proklamasi Kalimantan tanggal 17 Mei 1961, sebanyak 11 organisasi politik dan militer menetapkan Hasan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan. Kesepakatan ini diikuti oleh ketetapan DPRGR Tingkat II Hulu Sungai Utara pada tanggal 20 Mei 1962, yaitu ketetapan Hasan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.
Di Kalimantan Selatan, Hasan Basry diabadikan sebagai nama jalan dan beberapa bangunan penting sebagai bentuk penghormatan dan mengenang jasa – jasa yang telah diberikan beliau pada saat memperjuangkan Indonesia di masa penjajahan. (RA/IAN)