free page hit counter

Hal hal yang merubah seseorang menjadi Teroris

Terorisme, merupakan sikap dan perilaku mengancam atau kekerasan yang mengakibatkan korban secara acak (memiliki hubungan atau tidak berhubungan) mendapatkan ancaman, kerusakan, kematian, takut, ketidakpastian, serta keputusasaan massal. Terorisme dilakukan secara paksa, terhadap pihak yang diteror supaya kepentingan mereka diakui dan dihargai.

 

Pelaku atau kelompok terorisme biasanya berasal dari kelompok minoritas. Kelompok minoritas yang mendapat perlakuan secara diskriminasi oleh berbagai kalangan maupun pihak. Sehingga muncul paham kebencian dari satu orang yang menular menjadi kelompok tersebut. Mengingat man power berunsur dari kekuatan massa, jumlah sedikit akan mengalah hingga tidak diakui.

 

Sebaliknya, kelompok mayoritas juga bisa menjadi Kelompok Terorisme. Memiliki jumlah massa yang besar membuat daya tarik serta pengaruh besar karena mudah menggerakan massa agar merubah sikap dan perilaku. Secara paksa dan keras, menimbulkan rasa takut terhadap ancaman dan dengan mudah mengikuti aturan yang diajarkan oleh Mayoritas.

 

Berarti kelompok terorisme berasal dari Kelompok minoritas dan mayoritas. Berasal dari diskriminasi hingga kemampuan jumlah massa, menyalahgunakan kemampuan secara paksa menjadi cara agar mendominasi kepentingan-kepentingan agar mendapat pengakuan dari pihak diteror.

 

Hal-hal yang memicu kelompok menjadi Teroris beragam. Banyak alasan yang dapat diyakini kelompok melakukan pemaksaan, baik dari segi keyakinan, hingga hal yang irasional pun menggerakan hati manusia agar melakukan tindakan kekerasan. Berikut penjelasan yang dan ulasan singkat.

 

  1. Kebencian

Rasa benci muncul saat kenyataan tidak bisa diterima. Tidak semua hal yang ada di lingkungan disukai oleh seluruh manusia. Ada yang menyukai warna cerah, tidak menyukai warna gelap. Ada yang memilih untuk beraktifitas di dalam kantor, ada yang beraktifitas di luar ruangan. Manusia yang bersikap dan perilaku tidak sama atau beda paham bisa tidak disukai hingga dibenci karena melakukan hal hal yang salah. Perbedaan paham hingga tindakan salah mengakibatkan rasa benci karena sudut pandang berlawanan. Resah dan gelisah karena memiliki keraguan pandangan membuat pikiran manusia kacau hingga benci dapat disalurkan melalui tindakan keras.

  1. Prasangka Buruk

Prasangka baik atau buruk adalah asumsi. Rasa penasaran terhadap hal hal baru menimbulkan bayangan atau reaksi terhadap hal hal yang akan dihadapi. Ditakutkan, lebih dominan prasangka buruk terhadap orang maupun kelompok lain. Entah sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai norma yang berlaku, maupun tindakan mengancam karena pengaruh yang ditimbulkan dari latar belakang seseorang dan kelompok tersebut. Misal tetangga baru pindah dari Desa ke Kota, merasakan lingkungan baru berbeda dari lingkungan lama. Bisa saja warga kota menganggap tetangga baru sebagai penghuni yang tidak baik, membawa adat istiadat yang kental, menanamkan kepentingan yang ada di desa secara paksa, padahal hal tersebut belum tentu terjadi. Bisa saja warga baru tersebut dianggap mengancam warga lama, baik dari keberadaannya, cara warga baru menyapa atau lainnya.

  1. Rasisme

Perbedaan sudut pandang menumbuhkan nilai dan pemahaman berbeda. Pada dasarnya banyak hal berbeda yang dipelajari oleh manusia, baik sikap, perilaku, nilai, norma, hingga lingkungan yang mempengaruhi. Perbedaan pandangan yang pernah terjadi adalah perbedaan ras kulit hitam dan ras kulit putih. Memandang ras kulit hitam lebih rendah dari ras kulit putih hingga mengucilkan kelompok ras kulit hitam. Kebencian yang muncul terhadap perbedaan muncul adanya perbedaan ras. Entah apa yang dibayangkan ras kulit putih baik dari kebanggaan memiliki kulit putih, padahal semua ras memiliki kemampuan sebagai manusia yang baik dan benar untuk hidup di lingkungan sosial.

  1. Diskriminasi

Diskriminasi merupakan tindakan membedakan secara sengaja terhadap kelompok dengan kepentingan tertentu. Manusia yang merupakan mahluk sosial terbiasa hidup berdampingan dalam satu lingkungan, dengan adanya diskriminasi tentu manusia yang mendapat perilaku tersebut merasa dirinya tidak dihargai secara utuh. Membedakan orang lain karena berbagai alasan menimbulkan rasa benci karena tidak dianggap. Padahal diskriminasi bisa memberikan dampak negatif seperti dendam dan benci terhadap pelaku. Tanpa disengaja maupun disengaja, memicu ancaman dan tindakan tidak nyaman lainnya.

  1. Takut

Takut merupakan perasaan cemas terhadap pikirian negatif yang menimpa seseorang. Seringkali prasangka buruk, pengalaman tidak nyaman, menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dihati. Hal kecil sekalipun bisa menimbulkan stres tersendiri. Menghindari perasaan takut dilakukan dengan relaksasi, ataupun hal hal menyenangkan lain. Tetapi bagaimana jika hal tersebut diwujudkan dengan tindakan teror? Bisa karena sekedar takut, memberi tekanan batin hingga bertindak buruk agar perasaan lega didapatkan.

  1. Keyakinan

Paham dan sudut pandang yang dimiliki seseorang menjadi keyakinan yang dianut. Mengetahui ajaran yang benar dan salah membuat suatu aturan baku yang harus dan wajib dilaksanakan tanpa perubahan. Namun apabila keyakinan itu tidak sesuai dengan ajaran yang ada, muncul paham baru yang menimbulkan individu maupun kelompok baru dengan aliran berbeda dan atas nama objek sama. Keyakinan ini sangat berpengaruh /apabila keraguan seseorang sudah ditanamkan nilai-nilai yang mirip tapi berbeda. Misal keyakinan terhadap agama, ajaran agama penting karena dilakukan setiap hari menyangkut pahala dan dosa, namun apa jadiny apabila hal tersebut goyah karena kurang pengetahuan? Mudah untuk merusak keyakinan seseorang dengan modus mewujudkan keinginan yang hendak dicapai orang yang dipengaruhi maupun pembuktian yang rasional hingga irasional. Jika tidak terpengaruh, kelompok teroris melakukan ancaman meatas namakan agama hingga teror agar meninggalkan ajaran lama.

 

Ternyata banyak hal hal yang memicu seseorang berbuat teror dan menjadi terorisme. Berawal dari hal kecil hingga berdampak besar. Sebenarnya perasaan manusia yang sensitif perlu diperhatikan. Karena sesungguhnya perasaan emosi setiap manusia yang berbeda menciptakan sikap dan perilaku yang berbeda. Perlu kita sadari, dengan perilaku baik didukung rasa menghargai serta menerima perbedaan baik pendapat maupun lainnya, dapat mengurangi pemicu paham terorisme yang ada. Semoga kita bisa saling memahami perbedaan yang dimiliki setiap individu. BRE/IAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *