FILOSOFI “WAJA SAMPAI KAPUTING”
Waja sampai kaputing merupakan filosofi yang di pegang oleh warga banjar Kalimantan yang menjadi pegangan mereka dalam melakukan aktifitas Waja sendiri berarti baja kaputing artinya ke ujung .Maksud dari filosofi tersebut adalah kemauan sekuat baja dengan sampai akhir tanpa berhenti ditengah jalan.Dari filosofi ini merupakan cermin dari karakter sosial masyarakat Banjar dalam keseharian mereka bekerja. Terlepas dari semua itu, masyarakat benjar sendiri percaya apa bila pekerjaan dilakukan sepenuh hati maka hasil yang di capai tentunya maksimal dan membanggakan hati. Filosofi ini dipakai sebagai penekanan dari fasad yang akan dirancang tentunya dengan harapan bahwa anak-anak dalam melakukan aktifitas petualanganya “men-setting” keinginan mereka untuk pantang menyerah dalam melakukan kegiatan belajar maupun bermain.
Semangat pantang menyerah sangat diperlukan dalam sebuah permainan atau aktifitas sehari-hari. Karena dengan semangat merupakan bagian dari tameng kita untuk percaya diri menyakini bahwa kita dapat menyelesaikan dan berhasil dalam permainan dan perkerjaan .Pada filosofi Waja Sampai Kaputing ini tedapat pesan bahwa kita harus memiliki mental baja dalam menyelesaikan pekerjaan. Kata baja Sendiri memiliki makna kuat,Kokoh, dan keras .Serta itulah yang menjadi kata kunci dalam menghadirkan imajinasi pada sebuah citra pada bagunan, ketika orang melihat pada bentuk bangunan maka orang akan menyimpulkan bahawa tempat ini erat kaitanya dengan petualangan, semangat yang kokoh. Maka dari Image yang akan dibangun ini lah yang menjadikanya fasade banguna.(ILA/IAN)